RUMUSAN
MASALAH.
1.
Bagaimanakah
realita yang terjadi di era digital?
2.
Seperti apa
tantangan yang dihadapi bagi kepala sekolah?
3.
Seperti apa
tantangan bagi guru/pendidik?
4.
Bagaimana dengan
kurikulum yang digunakan?
PEMBAHASAN.
Realita yang Terjadi di Dunia Pendidikan pada Era
Digital
Seiring
dengan perkembangan zaman semakin lama teknologi yang ada didaerah kita semakin
maju. Sehingga mau ataupun tidak mau kita akan tetap harus mengikuti
perkembangan teknologi ini. Tak luput dari dunia pendidikan, dunia pendidikan
merupakan sasaran yang sangat mudah dikenai dengan peningkatan tegnolgi di era
digital ini.
Berbagai
guru belomba lomba dalam mengembangkan strategi dan media pembelajaran demi
kemajuan pendidikan di Sekolahnya masing masing. Berbagai sarana prasarana yang
tak murah hargaanya seperti LCD menjadi sasaran utama sekolah yang harus
dimiliki oleh sekolah demi kelancaran dan menjadikan siswa menjadi lebih paham
dengan materi yang disampaikan oleh guru.
Bahkan
mahasiswa juga ikut berlomba lomba mengembangkan kemampuan mereka di dunia
digital ini dengan mengikuti berbagai kegiatan yang menunjang kemampuan mereka.
Hal ini terbukti dari kegiatan kegiaatan yang dilakuukan oleh mahasiswa itu
sendiri, Mahasiswa PGSD FKIP UMS pada tanggal 4 juni 2014 kemarin yang kurang
lebih di ikuti oleh 230 Mahasiswa.
Gambar :
Pelatihan Media Pembelajaran Digital PGSD
Sedangkah
akhir akhir ini yang menjadi topik pembicaraan di dunia digital adalah mengenai
sistem ujian nasional yang baru, dimanaa sistem ujian ini baru diterapkan di
beberapa sekolah saja, yaitu ujian nasional berbasis komputer. Sehingga hal ini
menjadikan tugas kepala sekolah semakin berat karena harus memikirkan dan
menyediyakan sarana dan prasarana untuk ujian nasional berbasis komputer. Saat
ini memang belum semua sekolah yang menyelengarakan ujian nasional berbasis
komputer karena tahun ini merupakan tahun pertama diselengarakanya ujian
nasioanal berbasis komputer, namun demikian suatu saat pasti ujian nasional
akan serenatak dilaksanakan berbasis komputer.
Menteri
pendidikan dan kebudayaan Anies Baswedan mengatakan UN berbasis komputer
sengaja dimulai demi berbagai alasan, termasuk menekan biaya. “Anda
bisa bayangkan apabila soal ujian yang dicetak di Sulawesi Selatan harus
dikirim ke Kepulauan Sangihe di bagian utara Sulawesi. Soal-soal itu dibawa
melalui jalan darat, dibawa terbang, dibawa melalui laut agar sampai di tempat.
Lalu, bayangkan jika di sana ada akses internet kemudian di sekolahnya
ada server dan komputer. Pengiriman akan jauh lebih simpel, biaya
jauh lebih murah karena tidak perlu dicetak dan tidak perlu distribusi yang
mahal,” papar Anies.
Kendati
demikian, Anies menegaskan Kemdikbud tidak memaksa sekolah untuk ikut UN
berbasis komputer. Metode itu, tegasnya, hanya bisa dilakukan sekolah yang
memiliki jumlah komputer minimum sepertiga dari jumlah siswa yang ikut ujian. “Yang
sudah siap pakai komputer, pakai komputer. Yang belum siap, pakai kertas.
Karena ini tujuannya melaksanan UN, bukan menggunakan komputer,” katanya kepada
wartawan BBC Indonesia, Jerome Wirawan.
Tantangan Bagi Kepala Sekolah/Sekolah
Setiap
daerah, tiap sekolah berusaha agar sekolahnya tidak ketinggalan dengan daerah
lain terkait dengan perkembangan pendidikan dierah digital ini. Hal ini tentu
mejadi sebuah tantangan baru bagi kepala sekolah untuk berpikir keras supaya
sekolahnya lebih baik dari sekolah lain. Apalagi bagi sekolah swasta, hal ini
akan menjadi sangat panting bagi sekolah swasta ini. Beberapa tantangan bagi
kepala sekolah untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut di antaranya adalah
sebagi berikut:
1. Mulai mempersiapkan infrastruktur dan layanan
pendidikan mengunakan teknologi informasi dan komunikasi. Semisal contohnya
adalah pendidika dengaan menggunakan LCD, internet dan lain sebagainya yang
dapat mendukung kualitas pendidikan.
2. Melakukan program pengembangan SDM berkelanjutan
bagi para guru/pendidik dan tenaga kependidikan melalui program pelatihan yang
terintegrasi
3. Mengembangan sistem informasi dan website yang interaktif termasuk official management social media
sekolah.
4. Menyediakan alat alat TIK untuk pembelajaran sebagai
bekal peserta didik di era digital seperti ini.
Kalau
seorang kepala sekolah ditanya: modal apa yang harus dimiliki untuk
mengembangkan sekolah menjadi sekolah unggul yang digandrungi masyarakat?
Sebagian sebagian besar akan menjawab: uang dan dan gedung yang megah.
Bernarkah demikian? Tentu saja tidak! Sekolah unggul tidak bermodal uang atauoun
gedung yang megah. Modal utamanya adalah modal sosial berupa visi baru
pengembangan sekolah (Mohamad Ali, 2009; 2010)
Tantangan Bagi Pendidik
Masih
banyak para tenaga pendidik saat ini yang belum menguasai teknologi informasi
dan kkomunikasi. Bahkan untuk sekedar mengoptimalkan komputer dalam menuliskan
ide ataupun gagasan beberapa guru belum menguasai. Inilah realita yaang harus
dicarikan solusi yang cepat, tepat dan menyasar oleh pemerintah daerah supaya
mutu pendidikan kita dapat menyesuaikan tuntutan perkembangaan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK).
Hal
hal yang harus dikuasai oleh guru di era digital terkait dengan TIK adalah
sebagai berikut:
1. Guru harus menguasai layanan mendasar keberadaan
teknologi TIIK, yaitu minimal harus menguasai komputer.
2. Guru harus menguasai layanan internet, diantaraanya
browsing, e-mail, chatting, social media, dan blog.
3. Guru harus berusaha mengembangkan diri untuk dapat
menyampaikan pembelajaran secara interaktif menggunakan tegnologi multimedia.
4. Guru harus lebih kreatif dan inovatif menentukan
strategi pembelajaran sesuai dengaan potensi dasar siswa.
Kurikulum
Pada
kurikulum 2013, program pembelajaran TIK di SD dan SMP dihilangkan dan
selanjutnya diintegrasikan dalam satu tema pembelajaran. Sebagian pihaak guru
mempertanyakan dengan implementasi kurikulum baru ini. Banyak yang menanyaakan
bagaimmana dengan nasib guru TIK dan Bahasa Inggris yang semula berdiri
sendiri. Akan pergi kemana mereka. Hal tersebut juga menjadi permasalahan yang
harus dipecahkan oleh permerintah pada tahun tahun lalu. Namun jika kita
cermati lebih mendalam, kurikulum 2013 ini sebagai langkah strategis untuk
program preventif yang mempersiapkan guru dan sekolah memasuki era konvergensi
digital.
Dengan
kebijakan tersebut, semua guru kelas yang ada di SD dan mata pelejran yang ada
di SMP secara otomatis akan memiliki kewajiban mempelajari dan menguasai TIK
karena ada poin bahwa indikator hasil belajar semua tema dan mata pelajaran
harus mempertimbangkan kompetensi TIK.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 2012. “Menyemai Sekolah Bertaraf Internasional;
Refleksi Modal Sosial dan Modal Budaya”. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah
Yogyakarta.
Chatib, Munif, dkk.
2013. Guardian Angel; Romantika Membangun Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa,
PT Mizan Pustaka
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2015/04/150412_ujian_nasional_2015
diakses pada tanggal 21 april 2015
Muhammad Sucahyo
Mm
0 komentar:
Posting Komentar