MAKALAH
KONSEP DASAR IPS
MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS
Disusun Oleh
:
Muhammad Sucahyo (A510120235)
Zuli Isnawati (A510120209)
Ika Suryaningsih (A510120230)
Ika Prasetyaningrum (A510090186)
PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam
keseluruhan proses pembelajaran di sekolah pembelajaran merupakan aktivitas
yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan
banyak tergantung bagaimana proses pembelajarn dapat berlangsung secara
efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan
mempengaruhi cara guru itu mengajar.
Dari definisi
yang dikemukakan pakar-pakar pendidikan, secara umum pembelajarn merupakan
suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil
interaksi antara dirinya dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Mengajar adalah
tugas utama bagi seorang guru oleh karena itu keefektifanya akan banyak
tergantung pada guru mampu melaksanakan aktifitas mengajar secara baik. Banyak
faktor yang mempengaruhi guru mengajar, terutama faktor yang ada dalam diri
guru itu sendiri. Cara mengajar yang dipilih dan digunakan guru termasuk faktor
yang cukup penting. Dalam dunia pengajaran telah dikenal sebagai modal
mengajaar, meskipunn tidak ada suatu model yang paling tepat untuk segala
tujuan dan kondisi. Model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu kegiatan.
Ilmu pengetahuan
sosial (IPS) merupakan perwujudan dari suatu pendekatan inter-disiplin
(interdisciplinary appoach) dari pembelajaran ilmu ilmu sosial. IPS merupakan
integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti sosiologi,antropologi,
sejaran, ekonomi, plotik, psikologi sosial.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Rumusan dari masalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana
memilih konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan alam?
2. Bagaimana
mengenal da cara-cara model-model pembelajaran?
3. Apa
sajakah model pembelajaran konsep dasar ilmu pengetahuan alam?
C.
TUJUAN
PENULISAN
Dari latar belakang dan rumusan
masalah yang ada, dapat kita simpulkan bahwa tujuan penulisan adalah sebagai
berikut:
1. Untuk
mengetahui bagaimana memilih konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan alam.
2. Untuk
mengetahui bagaimana cara-cara mengenal model-model pembelajaran.
3. Untuk
mengetahui apa sajakah model pembelajaran konsep dasar ilmu pengetahuan alam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MEMILIH KONSEP-KONSEP DASAR IPS
Sebagaimana
telah dibicarakan dalam modul-modul terdahulu bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) merupakan perwujudan dari suatu pendekatan inter disiplin
(interdisciplinary)dari pembelajaran ilmu-ilmu sosial (social-Sciences). IPS
merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti sosiologi,
antropologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu polotik, psikologi sosial dan
sebagainya.
Nasution
(1975), berpendapat bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah suatu program
pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan, yang pada pokoknya mempersoalkan
manusia dalam lingkungan alam fisik maupun lingkungan sosialnya yang bahannya
diambildari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi,
antropologi, sosiologi, ilmu politik, dan psikologi sosial.
Dari
pengertian tersebut diatas tampak jelas bahwa IPS itu terdiri dari himpunan
pengetahuan tentang kehidupan sosial dan dari bahan realita kehidupan
sehari-hari di dalam masyarakat. Di dalam IPS dihimpun semua materi yang
berhubungan secara langsung dengan masalah penyusunan dan pengembangan
masyarakat serta yang mennyanngkut pengembangan pribadi manusia sebagai anggota
masyarakat yang berguna. Semula berbagai disiplin ilmu sosial digarap secara terpisah-pisah.
Karena itu disekolah anak-anak mempelajari ilmu-ilmu sosial seperti sejarahh,
geografi,ekonomi, antropologi, dan sebagainya secara sendiri-sendiri.
Untuk
lebih mudah pengarahan IPS (yang paduan ilmu) dalam memilih konsep menutur apa
yang dikemukakan oleh Kosasih Djahiri (1978/1979;12) ialah sebagai berikut:
1. Penuhilah
Kebutuhan anak sebagai manusia muda yang sedang berkembang dan memerlukan
bimbingan.
Diantara kebutuhannya
ialah:
a. Pemeliharaan
fisik dan mental yang sehat
b. Pengakuan
hak dan kewajibannya sebagai manusia, warga masyarakat dan warga negara Indonesia
yang Pancasialis.
c. Bimbingan
tentang berbagai jenis dan cara okupasi (pekerjaan) bagi kehidupan yang layak
dan baik (agar berdikari).
d. Bimbingan
untuk berfungsi sebagai warga keluarga yang baik serta sebagai calon pemimpin
keluarga yang harmonis yang bahagia.
e. Bimbingan
sebagai konsumen yang ceerdik dan ekonomis.
f. Bimbingan
dalam berapresiasi seni dan budaya milik kepribadian Indonesia.
g. Bimbingan
hidup koorpertaif dalam kelompok dan masyarakat.
h. Pengembangan
cinta bangsa, tanah air, dan kemerdekaan Indonesia.
i. Bimbingan
cara kerja dan penelaah/penelitian yang bersifat ilmiah (kearah selfhelp dalam
kehidupan kelak)
j. Berbuat
sebagai anggota masyarakat yang berguna/bermanfaat.
2. Secara
keseluruhan sebagai manusia hendaknya konsep IPS membina pengembangan aspek.
a. Peningkatan
kesadaran dan kemampuan diri pribadi dalam:
Kewaspadaan diri, sensitivitas, dan
sikap inquiry.
Ketrampilan dalam berinformasi, berpikir
kritis dan menyatakan pendapat.
Hak tanggung jawab dirinya serta
kehidupan masyarakat.
Sebagai warga maupun sebagai pemimpin.
b. Peningkatan
dirinya sebagai warga negara yang mahir dalam melakukan hubungan sosial. Antara
lain:
Bagaimana hidup selaras, tepa salira,
toleran, bergotong royong, kekeluargaan.
Bagaimana meningkatkan rasa tanggung
jawab dan kecintaan terhadap nusa bangsa, kekayaan dan potensi alam Indonesia.
Bagaimana cara dia membuat sesuatu
keputusan yang baik dan penuh tanggung jawab.
c. Peningkatan
bagi kehidupan ekonomi serta tata hidup perekonomian umum, diantaranya
kesadaran sebagai insan sosial-ekonomi, sebagai kesadaran bahwa kerja adalah
perhiasan manusia yang paling indah, bahwa sifat kekeluargaan dalam kehidupan
ekonomi merupakan hal yang baik.
Sifat
konsep IPS yang patut kita perhatikan untuk dapat kita muat dalam program
pengajaran ialah:
a. Konsep
yang bersifat telah ditentukan seperti, antara lain dalam kehidupan masyarakat
selalu ada produsen dan konsumen, adanya pemimpin dan pngikut atau rakyat.
b.
Konsep sebab akibat yang mendoorng
berpikir kritis, contoh: udara dipinggir pantai umumnya hangat, jika banyak
permintaan maka harga akan naik.
c.
Konsep yang mengekspresikan nilai,
contoh: jagalah kebersihan atau kesehatan
d.
Konsep yang mengekspresikan hukum atau
teori, contoh: jangan ngebut di jalan umum, laporkan apabila melihat
pelanggaran, berjalan di sebelah kiri bila Anda memakai jalan raya.
Kesemua
konsep IPS itu pada akhirnya berfokus pada arah:
a.
Pengembangan danpembinaan intelektual
(pikiran dan pengetahuan)
b.
Pengembangan dan pembinaan emosional dan
sikap.
c.
Pengembangan dan pembinaan kehidupan
sosial (kehidupan masyarakat yang mencakup dimensi)
·
Ketertiban dan Keamanan
·
Pembinaan karier (peningkatan tingkat
dan taraf hidup atau pekerjaan)
·
Pembinaan lingkungan alam dan budaya.
·
Pembinaan hubungan kemasyarakatan atau
kehidupan.
·
Pembinaan kearah pendidikan kependudukan.
3. Pengembangan
dan pembinaan personal.
Di
dunia dewasa ini memiliki enam masalah pokok yanng sulit dipecahkan dan menjadi
kewajiban bersama untuk selalu diperhatikan dan diusahakan pemecahannya.
Masalah tersebut antara lain:
a. Pertambahan
penduduk yang tinggi.
b. Makin
menurunnya sumber daya alam.
c. Menurunnya
produksi kebutuhan hidup manusia.
d. Peningkatan
teknologi dan ilmu
e. Peningkatan
urbanisasi.
f.
Peningkatan polusi.
B. MENGENAL MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Dalam
dunia pembelajaran telah dikenal berbagai model pengajar. Model dapat diartikan
sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
suatu kegiatan. Dalam pengertian lain model dapat diartikan sebagai barang atau
benda tiruan dari barang atau benda yang sesungguhnya, seperti globe adalah
model dari bumi tempat kita hidup. Istilah model digunakan untuk sebagai
kerangka konseptual. Maka yang dimaksud dengan model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan
berfugsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pelajar dalam merancang dan melaksanakan
aktivitas belajar mengajar (Udin Saripudin, 1994;78). Sebagaimana ditegaskan
oleh Bruce Joyce dan Marsha Weil (1986;1) hakkikat mengajar adalah membantu
para pelajar memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai,cara berpikir,
sarana untuk mengekspresikan dirinya dan cara-cara bagaimana belajar.
Joy
dan Weil (1986) mengelompokkan model-model tersebut kedalam
tempat rumpun, yaitu:
1.
Rumpun
atau Model Pemrosesan Informasi
Model-model mengajar
yang tergolong rumpun ini berorientasi kepada kecakapan siswa dalam memproses
informasi dan cara-cara mereka dapat memperbaikikecakapn untuk mengusai
informasi.
Model-model belajar
mengajar yang tergolong rumpun iniadalah sebagai berikut:
a. Model
berpikir induktif (Hilda Taba).
Tujuan:
Dirancang untuk perkembangan proses mental induktif dan penalarn akademik atau
pembentukan teori.
b. Model
Latihan Inkuiri (Richard Suchman).
Tujuan:
Dirancang untuk mengajar murid untuk menghadapi penalaran kausal, dan untuk
lebih fasih dan tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk konsep dan
hipotesis.
c.
Model Inkuiri Ilmiah (Joseph J.Schab) .
Tujuan:
Dirancang untuk mengajar sistem penelitian dari suatu disiplin, tetapi juga
diharapkan untuk mempunyai efek dalam kawasan-kawasan lain.
d.
Penemuan Konsep (Jerome Bruner).
Tujuan:
Dirancang untuk mengembangkan penalaran induktif, tetapi juga untuk
pengembangan dan analisis konsep.
e.
Pertumbuhan Kognitif (Jean Pieget,
Irving Sigel, Edmund Sulivan, Lawrence Kohlbreg).
Tujuan:
Dirancang untuk meningkatkan perkembangan intelektual terutama penalaran logis,
tetapi juga dapat diterapkan pada perkembangan sosial dan moral.
f.
Model Penata Lanjutan (David Ausubel)
Tujuan: Dirancang untuk meningkatkan efisiensi
kemampuan pemrosesan informasi untuk menyerap dan mengaitkan bidang-bidang
pengetahuan.
g.
Model Memori (Harary Lorayne, Jerry
Lucas)
Tujuan:
Dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengingat.
2.
Rumpun
Model-model Personal
Rumpun ini menekankan
kepada proses dimana individu membentuk dan menata realitas keunikannya.
Model-model yang
tergolong rumpun ini adalah sebagai berikut.
a. Model
Pengajaran non-direktif (Carl Rogers)
Tujuan: Penekanan
pada pembentukan kemampuan untuk
perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri, pemahaman diri, kemandirian dan
konsep diri.
b. Model
Latihan Kesadaran (Fritz Perls, WiIlham Schuts)
Tujuan: Meningkatkan
kemampuan seseorang untuk orang eksplorasi diri dan kesadaran diri.
c. Model
Sinektik (Wilham Gordon)
Tujuan: Perkembangan
pribadi dalam kreativitas dan pemecahan masalah kreatif.
d. Model
Sistem-sistem oKonseptual (Hunt)
Tujuan: Dirancang untuk
meningkatkan kekompleksan dan keluwesan pribadi
e. Model
Pertemuan Kelas (Willian Glasser)
Tujuan : Perkembangan
pemahamandiri sendiri dan kelompok sosial
3.
Rumpun
Model-model Interaksi Sosial
Model
– model mengajar dalam rumpun ini menekankan pada hubungan individu pada orang
lainatau masyarakat. Rumpun ini memusatkan pada proses dimana kenyataan di
tawarkan secara sosial. Sebagai konsekuensi nya, model – model yang
berorientasi tersebut di atas, memberikan prioritas untuk memperbaiki kecakapan
individu untuk berhubungan dengan orang
lain, untuk bertindak dalam proses yang demokratis, dan untuk bekerja secara
produkif dalam masyarakat. Meskipun rumpun moel ini lebih menekankan pada
hubungan sosial dibandingkan dengan aspek lain nya, para tokoh dalam rumpun
model – model ini juga menekankanperkembangan kesadaran dan perkembangan aku
(self), dan belajar bidang studiyang bersifat akademik.
Model – model belajar
mengajar yang tergolong rumpun ini adalah sebagai berikut:
a. Model
penemuan kelompok ( herbert telen, john dewey)
Tujuan: perkembagan
keterampilan untuk partisipasi dalam proses sosial yang demokratis melalui
penekanan yang di kombinasikan pada keterampilan – keterampilan antar pribadi
(kelompok) dan keterampilan – keterampilan penemuan akademik.
b. Model
Inkuiri ( penemuan) sosial (byron massiolas, benyamin cux)
Tujuan: pemecahan
masalah sosial, terutama melalui penemuan sosial dan penalaran logis.
c. Model
metode labaratori (National Teaching
Laboratory (NTL). Bethel Maine.
Tujuan: perkembangan
keterampilan antar pribadi dan kelompok melalui kesadaran dan keluwesan
pribadi.
d. Model
Juris Prodensial ( Donald Olliver, James P. Dhafer)
Tujuan : dirancang
terutama untuk mengajarkan kerangka acuan juris prodensial sebagai cara
berfikir dan penyelesaian isu – isu sosial.
e. Model
Bermain Peran Pembuka Fanie Savel Sha Fel, George Fhafel)
Tujuan : dirancang
untuk mempengruhi siswa agar menemukan
nilai – nilai pribadi dan sosial.
f. Model
simulasi sosial ( Serene bookock, harold guttzkow)
g. Tujuan:
di rancang untuk membantu siswa mengalami bermacam – macam proses dan kenyataan
sosial, dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk memperoleh konsep
keterampilan pembuatan keputusan.
4.
Rumpun
Model-model Behavioral (perilaku)
Semua
mdel – model mengajar yang tergolong dalam rumpun ini bersumber dari kerangka
teori yang sama yaitu teori behavioral. Istilah – istilah lain yang sejenis dan
sering di pergunakan adalah teori belajar, teori belajar sosial, modifikasi
perilaku dan terapi perilaku. Rumpun model – model ini lebih menekan kan pada
aspek perubahan perilaku siswa yang nyata dan dapat di amati daripada struktur
psikologi dan perilaku yang tidak dapat di amati. Model – model perilaku
mempunyai penerapan yang luas dan di arahkan kepada bermacam- macam tujuan
pendidikan, latihan pribadi antar pribadi dan terapi. Berdasarkan kepada
pengendalian stimulus dan penguatan, model – model behvioral telah berhasil
menerapkan kondisi – kondisi antara baik secara individu maupun kelompok. Salah
satu karakteristik umum pada model – model perilaku adalah dalam hal penjabaran
tugas – tugas yang harus di pelajari siswa, yaitu tugas – tugas yang harus di
pelajari menjadi serangkaian perilaku dalam bentuk yang lebih kecil dan
berurutan. Ada umum nya pengendalian perilaku terletak pada pihak guru,
meskipun siswa mempunyai kesempatan untuk mengendalikan perilaku nya.
Model – model yang
termask rumpun ini adalah sebagai berikut:
a. Model
manajemen kontingensi ( B. F. Skinerr)
Tujuan: fakta – fakta, konsep,
keterampilan.
b. Model
kontrol diri ( B. F. Skinerr)
Tujuan: perilaku atau keterampilan
sosial.
c. Model
relaksasi ( santai) (Rimm dan Masters , Wolpe)
Tujuan: tujuan – tujuan
pribadi ( mengurangi ketegangan dan kecemasan)
d. Model
pengurangan ketegangan ( Rimm dan Masters, Wolpe)
Tujuan: mengalihkan
kesanti an kepada kecemasan dalam situasi sosial.
e. Model
latihan asertif ( Wolpe, Lazarus. Solters)
Tujuan: expresi
perasaan secara langsung dan spontan dalam situasi sosial.
f. Model
pelatihan langsung ( Gagne, Smith dan Smith )
Tujuan: pol – pola
prilaku, keterampilan.
C.
MODEL
PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS
Dari
berbagai definisi yang di kemukakan pakar – pakar pendidikan, secara umum
pembelajarn merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah
laku sebagai hasil interaksi antara diri nya dengan lingkungan nya dalam
memenuhi kebutuhan hidup. Pembelajaran ialah suatu proses yang di lakukan oleh
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hsil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dalam lingkungan nya ( Muhammad surya, 1996:9)
Beberapa prinsip yang
menjadi landasan pengertian tersebut di atas ialah
1. Pembelajaran
sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku. Pinsip ini mengandung makna
bahwa ciri utama dari proses pembelajaran ialah adanya perubahan tingkah laku
dalam diri individu. Arti nya seseorang yang telah mengalami pembelajaran akan
berubah tingkah laku nya tetapi tidak semua perubahan tingkah laku sebagai hsil
pembelajaran.
2. Hasil
pembelajaran di tandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan.
Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan tingkah laku sebagai hasil
pembelajaran adalah meliputi semua aspek tingkah laku dan bukan hanya satu atau
dua aspek saja. Perubahan tingkah laku itu meliputi aspek – aspek tingkah laku
kognitif, afektif, motorik.
3. Pembelajaran
merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung makna bahwa pembeajaran itu
merupakan suatu aktifitas yang
berkesinambungan di dalam aktifitas yang sistematis dan terarah. Jadi
pebelajaran bukan sebagai suatu benda atau keadaan yang statis, melainkan
merupakan suatu rangkaian aktifitas – aktifitas yang dinamis an saling berkaitan.
Pembelajaran tidak dapat di lepaskan dengan interaksi individu dengan
lingkungannya. Namun selama proses pembelajaran itu berlangsung individu akan
senantiasa berada dalam berbagai aktivits yang tidak terlepas dari ligkungan
nya. Dengan demikian suatu pembelajaran yang efektif adalah apabila pelajar –
pelajar melakukan tingkah laku yang aktif.
4. Proses
pembelajaran terjadi karena ada nya sesatu yang mendorong dan ada suatu tujuan
yang akan di capai. Prinsip ini mengandung makna bahwa aktifitas pembalajaran
itu terjadi karena ada sesuatu yang mendorong dan sesuatu yang ingin di capai.
Hal ini mendoorng karena adanya kebutuhan yang harus dipuaskan, dan sesuatu
yang ingin di capai. Atas dasar prinsip ini, maka pembelajaran akan terjadi
apabila individu merasakan adanya kebutuhan yang mendorong dan adanya suatu
yang perlu dicapai untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Belajar tidak
akan efektif tanpa ada nya dorong dan
tujuan.
5. Pembelajaran
merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasar nya adalah kehidupan melalui
situasi yang nyata dengan tujuan tertentu. Pembelajaran merupakan bentuk
interaksi individu dengan lingkungan ny, sehingga banyak memberikan pengalaman
dari situasi nyata. Perubahan tingkah laku yang di peroleh dari pembelajaran
hendak nya tercipta atau situasi kehidupan yang menyenangkan sehingga
memberikan pengalaman yang berarti.
Konsep dasar IPS
Pengertian konsep :
Konsep ialah kumpulan fakta –fakta yang memiliki interelasi kuat satusam lain
sehingga membentuk suatu pengertian yang bulat. Atau dalam rumusan yang
sederhana konsep merupakan suatu bayangan tertentu tentang sesuatu. Bayangan pikiran
atau tanggapan mana terdiri dari serentetan gejala atau fakta untaian uraian
yang satu sama lain bertautan dan menciptakan suatu kebulatan pengertian.
Berikut ini beberapa contoh konsep dalm IPS:
1. Pasar,
produksi, konsumen,dan lain – lain ( ekonomi)
2. Lokasi,
sungai, gunung, dan lain- lain ( geografi)
3. Kebudayaan, norma – norma,hukum, dan ain- lain (
anropologi)
4. Keluarga,
teman sepermaianan, masyarakat, dan lain – lain (sosiologi)
Kumpulan
sejumlah konsep yang dimiliki interelasi serta merupakan suatu kebulatan
pengertian dinamakan generalisasi atau konsep dasar (basic concept). Jadi,
generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimat
lengkap, yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip
atau ketentuan bagi IPS.
Berdasakan
pengertian yang dikemukakan diatas, kita dapat menarik beberapa perbedaan dasar
antara konsep dengan generalisasi. Jika konsep hanya sampai kepada pengertian
konotatif maka generalisasi harus merupakan kalimat deklaratif yang berlaku
sebagai suatu prinsip atau ketentuan pada konteks IPS.
Untuk
dapat meresapi pengertian generalisasi secara memadai, dibawah ini dikemukakan
beberapa contoh generalisasi:
1. Toko
serta ada menjual segala jenis makanan yang dibutuhkan oleh konsumen.
2. Sumber
daya alam yang tidak dimanfaatkan, tidak memiliki makna bagi kehidupan
masyarakat.
3. Tiap
masyarakat mamiliki peraturan-peraturan yang tidak tertulis ataupun yang
tertulis yang dapat mempertahankan pengawasan sosial terhadap tindakan dan
tingkah laku para anggotanya.
4. Peristiwa
dan perjalanan sejarah mengungkapkan bentuk-bentuk perulangan yang memiliki
kualitas tertentu yang memberikan keunikan kepada peristiwa yang bersangkutan.
5. Kebudayaan,
norma-norma dan tradisi yang berlaku pada suatu kelompok masyarakat,
mempengaruhi gaya hidup cara berpikir, reaksi emosional, dan penghayatan para
penduduknya.
6. Perilaku
seseorang merupakan akibat bukan merupakan akibat bukan merupakan sebab yang
biasanya merefleksikan suatu kebutuhan sosial tertentu dari orang yang
bersangkutan.
7. Di
negara-negara kapitalis, pasar merupakan pengatur penawaran dan permintaan.
Menelaah
langkah-langkah mengajakan konsep, antara lain:
1. Mencari
unsur-unsur yang termasuk ke dalam konsep tersebut dan mengelompokkannya.
2. Menentukan
dan merumuskan tujuan instruksional
Langkah ini secara riil merupakan langkah awal perencanaan pengajaran yang sebenarnya, setelah Anda memiliki bayangan apa dan lingkup bahan pelajarnnya. Disini Anda diminta menentukan target yang ingin Anda capai baik segi pengetahuan (cognitive), sikap (affectivelattitude), maupun ketampilan (psikomotor, skill).
Langkah ini secara riil merupakan langkah awal perencanaan pengajaran yang sebenarnya, setelah Anda memiliki bayangan apa dan lingkup bahan pelajarnnya. Disini Anda diminta menentukan target yang ingin Anda capai baik segi pengetahuan (cognitive), sikap (affectivelattitude), maupun ketampilan (psikomotor, skill).
3. Pilihan
hal-hal situasi dan media yang diperkirakan akan mendukung pelajaran tentang
konsep tersebut serta dapat memperlancar tujuan instruksional. Hal ini penting
sekali untuk membantu kelancaran proses pemmbelajaran.
4. Merencanakan
dan mencari hal-hal yang diperkirakan membantu siswa dala proses pemahaman dan
pemantapan konsep. Ini berarti :
a. Bagi
guru sebaiknya sudah siap dengan istilah-istilah yang mudah dipahami siswa
b. Bagi
siswa, dengan dorongan dan bantuan guru berusaha untuk melatih diri, melihat
dan mencari contoh atau model, bertanya, dan lain-lain.
Proses
ini adalah evaluasi dan feed-back (umpan balik) tahapan pertama bagi guru dan
merupakan proses pemahaman dan pemantapan bagi siswa sebelum melangkah lebih
jauh.
5. Mencari
dan menentukan cara penyajian dan pengembangan proses internalisasi konsep
secara lengkap. Disini siswa harus mampu menguasai segala masalah konsep
tersebut, mengemukakan pendapat pendiriannya tentang konsep itu,
mengemukakannya dalam bahasa sendiri.
Jalan untuk menuju hal
ini oleh Hilda Taba ditunjuk 4 cara yaitu:
a. Eksposisi
lisan ( verbal exposition ) : Dimana guru menuntun siswa untuk menyatakan dan
mengungkapkan isi konsep yang diajarkan menurut bahasanya sendiri.
Contoh: siswa mampu
mengemukakan dalam bahasanya sendiri pengertian dan isi konsep demokrasi
misalnya.
b. Teknik
perincian konsep : Disini, setelah guru mengemukakan pokok isi konsep serta
segala ciri dan perconton siswa dituntun untuk melengkapi meneruskan,
menyempurnakan, mencari ciri dan contoh lainnya. Hal ini dapat dikerjakan siswa
secara individu atau kelompok, didalam kelas atau di rumah.
c. Tehnik
demokrasi; jelasnya langkah tehnik ini ialah sebagai berikut:
ï Guru
mengemukakan pokok bahasannya den disertai ciri atau bentuk dari konsep
tersebut diberikan contoh dan
keerangannya. Bila perlu dengan memberikan gambaran komparatif (perbandingan)
sepanjang menurut pertimbangan kita siswa mampu, ajaklah mereka bicara.
ï Langkah
tadi kemudian disusul oleh demontrasi dari guru berupa: Contoh visual, model,
contoh verbal yang diperjelas dengan sejelas-jelasnya, film, gambar, bagan,
atau bacaan. Sesudah atau pada waktu melakukan demontrasi tadi disamping
memberikan penjelasan yang perlu, guru
juga memberikan pertanyaan pertanyaan penjagaan dan pemantapan.
ï Langkah
pelatihan bagi siswa, dimana siswa diminta mengerjakan hal seperti sup. B
diatas atau mencari percontohan. Berikut penjelasan dan uraiannya, pada fase
ini guru memperhatikkan atau menilai serta membantu atau merumuskan apa yang
diutarakan siswa. Ingat bahwa dalam menanggapi apa yang diutarakan siswa, guru
hendaknya objektif dan memberikan dorongan semangat. Namun jangan sampai
berlebihan agar usaha lebih jauh tetap dilakukan siswa.
ï Langkah
terakhir ialah mengajar atau mnyuruh siswa mencari hal atau contoh, kasus baru
yang senada dengan konsep yang tadi diajarkan.
d. Teknik
pengayaan (enrichemen) langkah ini dikerjakan guru setelah selesai pelajaran
dan yakin atas keberhasilanya, namun meras perlu memberikan tambahan pengayaan.
Caranya dengan memberikan tugas kepada siswa baik individual ataupun kelompok.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembelajaran ialah suatu
proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Bebrapa prinsip yang menjadi landasan
pengertian pembelajaran itu sendiri ialah:
1.
Pembelajaran sebagai usaha memperoleh
perubahan tingkah laku
2.
Hasil pembelajaran ditandai dengan
perubahan tingkah laku secara keseluruhan.
3.
Pembelajaran merupakan suatu proses.
4.
Proses pembelajaran terjadi karena
adanya sesuatu yang mendorong dan ada suatu tujuan yang dicapai.
5.
Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman