MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS

| Senin, 27 Mei 2013

 

MAKALAH

KONSEP DASAR IPS
MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS




Disusun Oleh :
                            Muhammad Sucahyo                  (A510120235)
                            Zuli Isnawati                                (A510120209)
                            Ika Suryaningsih                         (A510120230)
                            Ika Prasetyaningrum                  (A510090186)


PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012/2013








BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Dalam keseluruhan proses pembelajaran di sekolah pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung bagaimana proses pembelajarn dapat berlangsung secara efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan mempengaruhi cara guru itu mengajar.
Dari definisi yang dikemukakan pakar-pakar pendidikan, secara umum pembelajarn merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Mengajar adalah tugas utama bagi seorang guru oleh karena itu keefektifanya akan banyak tergantung pada guru mampu melaksanakan aktifitas mengajar secara baik. Banyak faktor yang mempengaruhi guru mengajar, terutama faktor yang ada dalam diri guru itu sendiri. Cara mengajar yang dipilih dan digunakan guru termasuk faktor yang cukup penting. Dalam dunia pengajaran telah dikenal sebagai modal mengajaar, meskipunn tidak ada suatu model yang paling tepat untuk segala tujuan dan kondisi. Model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu kegiatan.
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan perwujudan dari suatu pendekatan inter-disiplin (interdisciplinary appoach) dari pembelajaran ilmu ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti sosiologi,antropologi, sejaran, ekonomi, plotik, psikologi sosial.

B.       RUMUSAN MASALAH
Rumusan dari masalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana memilih konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan alam?
2.      Bagaimana mengenal da cara-cara model-model pembelajaran?
3.      Apa sajakah model pembelajaran konsep dasar ilmu pengetahuan alam?

C.      TUJUAN PENULISAN
Dari latar belakang dan rumusan masalah yang ada, dapat kita simpulkan bahwa tujuan penulisan adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui bagaimana memilih konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan alam.
2.      Untuk mengetahui bagaimana cara-cara mengenal model-model pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui apa sajakah model pembelajaran konsep dasar ilmu pengetahuan alam.


























BAB II
PEMBAHASAN

A.  MEMILIH KONSEP-KONSEP DASAR IPS
Sebagaimana telah dibicarakan dalam modul-modul terdahulu bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan perwujudan dari suatu pendekatan inter disiplin (interdisciplinary)dari pembelajaran ilmu-ilmu sosial (social-Sciences). IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu polotik, psikologi sosial dan sebagainya.
Nasution (1975), berpendapat bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan, yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik maupun lingkungan sosialnya yang bahannya diambildari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik, dan psikologi sosial.
Dari pengertian tersebut diatas tampak jelas bahwa IPS itu terdiri dari himpunan pengetahuan tentang kehidupan sosial dan dari bahan realita kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat. Di dalam IPS dihimpun semua materi yang berhubungan secara langsung dengan masalah penyusunan dan pengembangan masyarakat serta yang mennyanngkut pengembangan pribadi manusia sebagai anggota masyarakat yang berguna. Semula berbagai disiplin  ilmu sosial digarap secara terpisah-pisah. Karena itu disekolah anak-anak mempelajari ilmu-ilmu sosial seperti sejarahh, geografi,ekonomi, antropologi, dan sebagainya secara sendiri-sendiri.
Untuk lebih mudah pengarahan IPS (yang paduan ilmu) dalam memilih konsep menutur apa yang dikemukakan oleh Kosasih Djahiri (1978/1979;12) ialah sebagai berikut:
1.    Penuhilah Kebutuhan anak sebagai manusia muda yang sedang berkembang dan memerlukan bimbingan.
Diantara kebutuhannya ialah:
a.    Pemeliharaan fisik dan mental yang sehat
b.    Pengakuan hak dan kewajibannya sebagai manusia, warga masyarakat dan warga negara Indonesia yang Pancasialis.
c.    Bimbingan tentang berbagai jenis dan cara okupasi (pekerjaan) bagi kehidupan yang layak dan baik (agar berdikari).
d.   Bimbingan untuk berfungsi sebagai warga keluarga yang baik serta sebagai calon pemimpin keluarga yang harmonis yang bahagia.
e.    Bimbingan sebagai konsumen yang ceerdik dan ekonomis.
f.     Bimbingan dalam berapresiasi seni dan budaya milik kepribadian  Indonesia.
g.    Bimbingan hidup koorpertaif dalam kelompok dan masyarakat.
h.    Pengembangan cinta bangsa, tanah air, dan kemerdekaan Indonesia.
i.      Bimbingan cara kerja dan penelaah/penelitian yang bersifat ilmiah (kearah selfhelp dalam kehidupan kelak)
j.      Berbuat sebagai anggota masyarakat yang berguna/bermanfaat.
2.    Secara keseluruhan sebagai manusia hendaknya konsep IPS membina  pengembangan aspek.
a.       Peningkatan kesadaran dan kemampuan diri pribadi dalam:
*      Kewaspadaan diri, sensitivitas, dan sikap inquiry.
*      Ketrampilan dalam berinformasi, berpikir kritis dan menyatakan pendapat.
*      Hak tanggung jawab dirinya serta kehidupan masyarakat.
*      Sebagai warga maupun sebagai pemimpin.
b.      Peningkatan dirinya sebagai warga negara yang mahir dalam melakukan hubungan sosial. Antara lain:
*      Bagaimana hidup selaras, tepa salira, toleran, bergotong royong, kekeluargaan.
*      Bagaimana meningkatkan rasa tanggung jawab dan kecintaan terhadap nusa bangsa, kekayaan dan potensi alam Indonesia.
*      Bagaimana cara dia membuat sesuatu keputusan yang baik dan penuh tanggung jawab.
c.       Peningkatan bagi kehidupan ekonomi serta tata hidup perekonomian umum, diantaranya kesadaran sebagai insan sosial-ekonomi, sebagai kesadaran bahwa kerja adalah perhiasan manusia yang paling indah, bahwa sifat kekeluargaan dalam kehidupan ekonomi merupakan hal yang baik.
Sifat konsep IPS yang patut kita perhatikan untuk dapat kita muat dalam program pengajaran ialah:
a.       Konsep yang bersifat telah ditentukan seperti, antara lain dalam kehidupan masyarakat selalu ada produsen dan konsumen, adanya pemimpin dan pngikut atau rakyat.
b.      Konsep sebab akibat yang mendoorng berpikir kritis, contoh: udara dipinggir pantai umumnya hangat, jika banyak permintaan maka harga akan naik.
c.       Konsep yang mengekspresikan nilai, contoh: jagalah kebersihan atau kesehatan
d.      Konsep yang mengekspresikan hukum atau teori, contoh: jangan ngebut di jalan umum, laporkan apabila melihat pelanggaran, berjalan di sebelah kiri bila Anda memakai jalan raya.

Kesemua konsep IPS itu pada akhirnya berfokus pada arah:
a.       Pengembangan danpembinaan intelektual (pikiran dan pengetahuan)
b.      Pengembangan dan pembinaan emosional dan sikap.
c.       Pengembangan dan pembinaan kehidupan sosial (kehidupan masyarakat yang mencakup dimensi)
·         Ketertiban dan Keamanan
·         Pembinaan karier (peningkatan tingkat dan taraf  hidup atau pekerjaan)
·         Pembinaan lingkungan alam dan budaya.
·         Pembinaan hubungan kemasyarakatan atau kehidupan.
·         Pembinaan kearah pendidikan kependudukan.
3.    Pengembangan dan pembinaan personal.
Di dunia dewasa ini memiliki enam masalah pokok yanng sulit dipecahkan dan menjadi kewajiban bersama untuk selalu diperhatikan dan diusahakan pemecahannya. Masalah tersebut antara lain:
a.       Pertambahan penduduk yang tinggi.
b.      Makin menurunnya sumber daya alam.
c.       Menurunnya produksi kebutuhan hidup manusia.
d.      Peningkatan teknologi dan ilmu
e.       Peningkatan urbanisasi.
f.       Peningkatan polusi.

B.  MENGENAL MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Dalam dunia pembelajaran telah dikenal berbagai model pengajar. Model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain model dapat diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari barang atau benda yang sesungguhnya, seperti globe adalah model dari bumi tempat kita hidup. Istilah model digunakan untuk sebagai kerangka konseptual. Maka yang dimaksud dengan model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfugsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan  para pelajar dalam merancang dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Udin Saripudin, 1994;78). Sebagaimana ditegaskan oleh Bruce Joyce dan Marsha Weil (1986;1) hakkikat mengajar adalah membantu para pelajar memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai,cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya dan cara-cara bagaimana belajar.
Joy dan Weil  (1986)  mengelompokkan model-model tersebut kedalam tempat rumpun, yaitu:
1.      Rumpun atau Model Pemrosesan Informasi
Model-model mengajar yang tergolong rumpun ini berorientasi kepada kecakapan siswa dalam memproses informasi dan cara-cara mereka dapat memperbaikikecakapn untuk mengusai informasi.
Model-model belajar mengajar yang tergolong rumpun iniadalah sebagai berikut:
a.    Model berpikir induktif (Hilda Taba).
Tujuan: Dirancang untuk perkembangan proses mental induktif dan penalarn akademik atau pembentukan teori.
b.    Model Latihan Inkuiri (Richard Suchman).
Tujuan: Dirancang untuk mengajar murid untuk menghadapi penalaran kausal, dan untuk lebih fasih dan tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk konsep dan hipotesis.
c.    Model Inkuiri Ilmiah (Joseph J.Schab) .
Tujuan: Dirancang untuk mengajar sistem penelitian dari suatu disiplin, tetapi juga diharapkan untuk mempunyai efek dalam kawasan-kawasan lain.
d.   Penemuan Konsep (Jerome Bruner).
Tujuan: Dirancang untuk mengembangkan penalaran induktif, tetapi juga untuk pengembangan dan analisis konsep.
e.    Pertumbuhan Kognitif (Jean Pieget, Irving Sigel, Edmund Sulivan, Lawrence Kohlbreg).
Tujuan: Dirancang untuk meningkatkan perkembangan intelektual terutama penalaran logis, tetapi juga dapat diterapkan pada perkembangan sosial dan moral.
f.     Model Penata Lanjutan (David Ausubel)
Tujuan:  Dirancang untuk meningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi untuk menyerap dan mengaitkan bidang-bidang pengetahuan.
g.    Model Memori (Harary Lorayne, Jerry Lucas)
Tujuan: Dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengingat.

2.      Rumpun Model-model Personal
Rumpun ini menekankan kepada proses dimana individu membentuk dan menata realitas keunikannya.
Model-model yang tergolong rumpun ini adalah sebagai berikut.
a.       Model Pengajaran non-direktif (Carl Rogers)
Tujuan: Penekanan pada  pembentukan kemampuan untuk perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri, pemahaman diri, kemandirian dan konsep  diri.
b.      Model Latihan Kesadaran (Fritz Perls, WiIlham Schuts)
Tujuan: Meningkatkan kemampuan seseorang untuk orang eksplorasi diri dan kesadaran diri.
c.       Model Sinektik (Wilham Gordon)
Tujuan: Perkembangan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan masalah kreatif.
d.      Model Sistem-sistem oKonseptual (Hunt)
Tujuan: Dirancang untuk meningkatkan kekompleksan dan keluwesan pribadi
e.       Model Pertemuan Kelas (Willian Glasser)
Tujuan : Perkembangan pemahamandiri sendiri dan kelompok sosial

3.      Rumpun Model-model Interaksi Sosial
Model – model mengajar dalam rumpun ini menekankan pada hubungan individu pada orang lainatau masyarakat. Rumpun ini memusatkan pada proses dimana kenyataan di tawarkan secara sosial. Sebagai konsekuensi nya, model – model yang berorientasi tersebut di atas, memberikan prioritas untuk memperbaiki kecakapan individu untuk  berhubungan dengan orang lain, untuk bertindak dalam proses yang demokratis, dan untuk bekerja secara produkif dalam masyarakat. Meskipun rumpun moel ini lebih menekankan pada hubungan sosial dibandingkan dengan aspek lain nya, para tokoh dalam rumpun model – model ini juga menekankanperkembangan kesadaran dan perkembangan aku (self), dan belajar bidang studiyang bersifat akademik.
Model – model belajar mengajar yang tergolong rumpun ini adalah sebagai berikut:
a.       Model penemuan kelompok ( herbert telen, john dewey)
Tujuan: perkembagan keterampilan untuk partisipasi dalam proses sosial yang demokratis melalui penekanan yang di kombinasikan pada keterampilan – keterampilan antar pribadi (kelompok) dan keterampilan – keterampilan penemuan akademik.
b.      Model Inkuiri ( penemuan) sosial (byron massiolas, benyamin cux)
Tujuan: pemecahan masalah sosial, terutama melalui penemuan sosial dan penalaran logis.
c.       Model metode labaratori (National Teaching Laboratory (NTL). Bethel Maine.
Tujuan: perkembangan keterampilan antar pribadi dan kelompok melalui kesadaran dan keluwesan pribadi.


d.      Model Juris Prodensial ( Donald Olliver, James P. Dhafer)
Tujuan : dirancang terutama untuk mengajarkan kerangka acuan juris prodensial sebagai cara berfikir dan penyelesaian isu – isu sosial.
e.       Model Bermain Peran Pembuka Fanie Savel Sha Fel, George Fhafel)
Tujuan : dirancang untuk mempengruhi siswa agar menemukan  nilai – nilai pribadi dan sosial.
f.       Model simulasi sosial ( Serene bookock, harold guttzkow)
g.      Tujuan: di rancang untuk membantu siswa mengalami bermacam – macam proses dan kenyataan sosial, dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk memperoleh konsep keterampilan pembuatan keputusan.

4.      Rumpun Model-model Behavioral (perilaku)
Semua mdel – model mengajar yang tergolong dalam rumpun ini bersumber dari kerangka teori yang sama yaitu teori behavioral. Istilah – istilah lain yang sejenis dan sering di pergunakan adalah teori belajar, teori belajar sosial, modifikasi perilaku dan terapi perilaku. Rumpun model – model ini lebih menekan kan pada aspek perubahan perilaku siswa yang nyata dan dapat di amati daripada struktur psikologi dan perilaku yang tidak dapat di amati. Model – model perilaku mempunyai penerapan yang luas dan di arahkan kepada bermacam- macam tujuan pendidikan, latihan pribadi antar pribadi dan terapi. Berdasarkan kepada pengendalian stimulus dan penguatan, model – model behvioral telah berhasil menerapkan kondisi – kondisi antara baik secara individu maupun kelompok. Salah satu karakteristik umum pada model – model perilaku adalah dalam hal penjabaran tugas – tugas yang harus di pelajari siswa, yaitu tugas – tugas yang harus di pelajari menjadi serangkaian perilaku dalam bentuk yang lebih kecil dan berurutan. Ada umum nya pengendalian perilaku terletak pada pihak guru, meskipun siswa mempunyai kesempatan untuk mengendalikan perilaku nya.
Model – model yang termask rumpun ini adalah sebagai berikut:
a.       Model manajemen kontingensi ( B. F. Skinerr)
Tujuan: fakta – fakta, konsep, keterampilan.
b.      Model kontrol diri ( B. F. Skinerr)
Tujuan: perilaku atau keterampilan sosial.
c.       Model relaksasi ( santai) (Rimm dan Masters , Wolpe)
Tujuan: tujuan – tujuan pribadi ( mengurangi ketegangan dan kecemasan)
d.      Model pengurangan ketegangan ( Rimm dan Masters, Wolpe)
Tujuan: mengalihkan kesanti an kepada kecemasan dalam situasi sosial.
e.       Model latihan asertif ( Wolpe, Lazarus. Solters)
Tujuan: expresi perasaan secara langsung dan spontan dalam situasi sosial.
f.       Model pelatihan langsung ( Gagne, Smith dan Smith )
Tujuan: pol – pola prilaku, keterampilan.

C.    MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS
Dari berbagai definisi yang di kemukakan pakar – pakar pendidikan, secara umum pembelajarn merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi antara diri nya dengan lingkungan nya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pembelajaran ialah suatu proses yang di lakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hsil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dalam lingkungan nya ( Muhammad surya, 1996:9)
Beberapa prinsip yang menjadi landasan pengertian tersebut di atas ialah
1.      Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku. Pinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama dari proses pembelajaran ialah adanya perubahan tingkah laku dalam diri individu. Arti nya seseorang yang telah mengalami pembelajaran akan berubah tingkah laku nya tetapi tidak semua perubahan tingkah laku sebagai hsil pembelajaran.
2.      Hasil pembelajaran di tandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan tingkah laku sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi semua aspek tingkah laku dan bukan hanya satu atau dua aspek saja. Perubahan tingkah laku itu meliputi aspek – aspek tingkah laku kognitif, afektif, motorik.
3.      Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung makna bahwa pembeajaran itu merupakan suatu aktifitas  yang berkesinambungan di dalam aktifitas yang sistematis dan terarah. Jadi pebelajaran bukan sebagai suatu benda atau keadaan yang statis, melainkan merupakan suatu rangkaian aktifitas – aktifitas yang dinamis an saling berkaitan. Pembelajaran tidak dapat di lepaskan dengan interaksi individu dengan lingkungannya. Namun selama proses pembelajaran itu berlangsung individu akan senantiasa berada dalam berbagai aktivits yang tidak terlepas dari ligkungan nya. Dengan demikian suatu pembelajaran yang efektif adalah apabila pelajar – pelajar melakukan tingkah laku yang aktif.
4.      Proses pembelajaran terjadi karena ada nya sesatu yang mendorong dan ada suatu tujuan yang akan di capai. Prinsip ini mengandung makna bahwa aktifitas pembalajaran itu terjadi karena ada sesuatu yang mendorong dan sesuatu yang ingin di capai. Hal ini mendoorng karena adanya kebutuhan yang harus dipuaskan, dan sesuatu yang ingin di capai. Atas dasar prinsip ini, maka pembelajaran akan terjadi apabila individu merasakan adanya kebutuhan yang mendorong dan adanya suatu yang perlu dicapai untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Belajar tidak akan efektif  tanpa ada nya dorong dan tujuan.
5.      Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasar nya adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan tertentu. Pembelajaran merupakan bentuk interaksi individu dengan lingkungan ny, sehingga banyak memberikan pengalaman dari situasi nyata. Perubahan tingkah laku yang di peroleh dari pembelajaran hendak nya tercipta atau situasi kehidupan yang menyenangkan sehingga memberikan pengalaman yang berarti.
Konsep dasar IPS
Pengertian konsep : Konsep ialah kumpulan fakta –fakta yang memiliki interelasi kuat satusam lain sehingga membentuk suatu pengertian yang bulat. Atau dalam rumusan yang sederhana konsep merupakan suatu bayangan tertentu tentang sesuatu. Bayangan pikiran atau tanggapan mana terdiri dari serentetan gejala atau fakta untaian uraian yang satu sama lain bertautan dan menciptakan suatu kebulatan pengertian.
 Berikut ini beberapa contoh konsep dalm IPS:
1.      Pasar, produksi, konsumen,dan lain – lain ( ekonomi)
2.      Lokasi, sungai, gunung, dan lain- lain ( geografi)
3.      Kebudayaan,  norma – norma,hukum, dan ain- lain ( anropologi)
4.      Keluarga, teman sepermaianan, masyarakat, dan lain – lain (sosiologi)
Kumpulan sejumlah konsep yang dimiliki interelasi serta merupakan suatu kebulatan pengertian dinamakan generalisasi atau konsep dasar (basic concept). Jadi, generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimat lengkap, yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan bagi IPS.
Berdasakan pengertian yang dikemukakan diatas, kita dapat menarik beberapa perbedaan dasar antara konsep dengan generalisasi. Jika konsep hanya sampai kepada pengertian konotatif maka generalisasi harus merupakan kalimat deklaratif yang berlaku sebagai suatu prinsip atau ketentuan pada konteks IPS.
Untuk dapat meresapi pengertian generalisasi secara memadai, dibawah ini dikemukakan beberapa contoh generalisasi:
1.      Toko serta ada menjual segala jenis makanan yang dibutuhkan oleh konsumen.
2.      Sumber daya alam yang tidak dimanfaatkan, tidak memiliki makna bagi kehidupan masyarakat.
3.      Tiap masyarakat mamiliki peraturan-peraturan yang tidak tertulis ataupun yang tertulis yang dapat mempertahankan pengawasan sosial terhadap tindakan dan tingkah laku para anggotanya.
4.      Peristiwa dan perjalanan sejarah mengungkapkan bentuk-bentuk perulangan yang memiliki kualitas tertentu yang memberikan keunikan kepada peristiwa yang bersangkutan.
5.      Kebudayaan, norma-norma dan tradisi yang berlaku pada suatu kelompok masyarakat, mempengaruhi gaya hidup cara berpikir, reaksi emosional, dan penghayatan para penduduknya.
6.      Perilaku seseorang merupakan akibat bukan merupakan akibat bukan merupakan sebab yang biasanya merefleksikan suatu kebutuhan sosial tertentu dari orang yang bersangkutan.
7.      Di negara-negara kapitalis, pasar merupakan pengatur penawaran dan permintaan.
Menelaah langkah-langkah mengajakan konsep, antara lain:
1.      Mencari unsur-unsur yang termasuk ke dalam konsep tersebut dan mengelompokkannya.
2.      Menentukan dan merumuskan tujuan instruksional
Langkah ini secara riil merupakan langkah awal perencanaan pengajaran yang sebenarnya, setelah Anda memiliki bayangan apa dan lingkup bahan pelajarnnya. Disini Anda diminta menentukan target yang ingin Anda capai baik segi pengetahuan (cognitive), sikap (affectivelattitude), maupun ketampilan (psikomotor, skill).
3.      Pilihan hal-hal situasi dan media yang diperkirakan akan mendukung pelajaran tentang konsep tersebut serta dapat memperlancar tujuan instruksional. Hal ini penting sekali untuk membantu kelancaran proses pemmbelajaran.
4.      Merencanakan dan mencari hal-hal yang diperkirakan membantu siswa dala proses pemahaman dan pemantapan konsep. Ini berarti :
a.       Bagi guru sebaiknya sudah siap dengan istilah-istilah yang mudah dipahami siswa
b.      Bagi siswa, dengan dorongan dan bantuan guru berusaha untuk melatih diri, melihat dan mencari contoh atau model, bertanya, dan lain-lain.
Proses ini adalah evaluasi dan feed-back (umpan balik) tahapan pertama bagi guru dan merupakan proses pemahaman dan pemantapan bagi siswa sebelum melangkah lebih jauh.
5.      Mencari dan menentukan cara penyajian dan pengembangan proses internalisasi konsep secara lengkap. Disini siswa harus mampu menguasai segala masalah konsep tersebut, mengemukakan pendapat pendiriannya tentang konsep itu, mengemukakannya dalam bahasa sendiri.

Jalan untuk menuju hal ini oleh Hilda Taba ditunjuk 4 cara yaitu:
a.       Eksposisi lisan ( verbal exposition ) : Dimana guru menuntun siswa untuk menyatakan dan mengungkapkan isi konsep yang diajarkan menurut bahasanya sendiri.
Contoh: siswa mampu mengemukakan dalam bahasanya sendiri pengertian dan isi konsep demokrasi misalnya.
b.      Teknik perincian konsep : Disini, setelah guru mengemukakan pokok isi konsep serta segala ciri dan perconton siswa dituntun untuk melengkapi meneruskan, menyempurnakan, mencari ciri dan contoh lainnya. Hal ini dapat dikerjakan siswa secara individu atau kelompok, didalam kelas atau di rumah.
c.       Tehnik demokrasi; jelasnya langkah tehnik ini ialah sebagai berikut:
ï  Guru mengemukakan pokok bahasannya den disertai ciri atau bentuk dari konsep tersebut diberikan  contoh dan keerangannya. Bila perlu dengan memberikan gambaran komparatif (perbandingan) sepanjang menurut pertimbangan kita siswa mampu, ajaklah mereka bicara.
ï  Langkah tadi kemudian disusul oleh demontrasi dari guru berupa: Contoh visual, model, contoh verbal yang diperjelas dengan sejelas-jelasnya, film, gambar, bagan, atau bacaan. Sesudah atau pada waktu melakukan demontrasi tadi disamping memberikan penjelasan yang  perlu, guru juga memberikan pertanyaan pertanyaan penjagaan dan pemantapan.
ï  Langkah pelatihan bagi siswa, dimana siswa diminta mengerjakan hal seperti sup. B diatas atau mencari percontohan. Berikut penjelasan dan uraiannya, pada fase ini guru memperhatikkan atau menilai serta membantu atau merumuskan apa yang diutarakan siswa. Ingat bahwa dalam menanggapi apa yang diutarakan siswa, guru hendaknya objektif dan memberikan dorongan semangat. Namun jangan sampai berlebihan agar usaha lebih jauh tetap dilakukan siswa.
ï  Langkah terakhir ialah mengajar atau mnyuruh siswa mencari hal atau contoh, kasus baru yang senada dengan konsep yang tadi diajarkan.
d.      Teknik pengayaan (enrichemen) langkah ini dikerjakan guru setelah selesai pelajaran dan yakin atas keberhasilanya, namun meras perlu memberikan tambahan pengayaan. Caranya dengan memberikan tugas kepada siswa baik individual ataupun kelompok.






BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Bebrapa prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran itu sendiri ialah:
1.      Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku
2.      Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan.
3.      Pembelajaran merupakan suatu proses.
4.      Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada suatu tujuan yang dicapai.
5.      Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman







2 komentar:

Next Prev
▲Top▲