karya semi ilmiah

| Jumat, 06 Desember 2013
oleh : Muhammad Sucahyo

OBSERVASI DI SD N PAJANG 3 
SURAKARTA

Karya Tulis Semi Ilmiah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas PKTI
Dosen Pengampu : Novillia Susianawati, S.Pd., M.Si





Disusun Oleh :
Muhammad Sucahyo            (A510120235)
Zuli Isnawati                          (A510120209)
Vira Juliantika                       (A510120221)
Nurul Prih Prajastuti             (A551012205)



PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................1
DAFTAR ISI ........................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. ..3
A.    Latarbelakang Masalah...........................................................................................3
B.     Rumusan Masalah .................................................................................................4
C.     Tujuan ................................................................................................................. 4
D.    Manfaat................................................................................................................ 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 6
A.    Landasan Teori......................................................................................................6
B.     Penelitian Yang  Relevan....................................................................................... 7
BAB III. METODE PENELITIAN...................................................................... 8
A.    Tempat Dan Waktu.............................................................................................. 8
B.     Data, Sumber Data Dan Nara Sumber.................................................................. 8
C.     Desain Penelitian.................................................................................................. 8
D.    Teknik Pengumpulan Data.................................................................................... 9
E.     Teknik Analisi..................................................................................................... 10
BAB IV. PEMBAHASAN ................................................................................ 11
A.    Profil Dan Sepertia Apakah Sd N Pajang 3 Surakarta.......................................... 11
B.     Proses Kbm Kelas 4 Di Sd N Pajang 3 Surakarta............................................... 12
C.     Masalah Dan Penyebap Yang Sering Terjadi Dalam Kegiatan
Belajar Mengajar Di Sd N Pajang 3 Surakarta Tepatnya Di Kelas 4................... 13
D.    Solusi Penyelesaiannya........................................................................................14
BAB V. PENUTUP.......................................................................................... 17
A.    Kesimpulan ....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latarbelakang Masalah
Dinegara kita ini ada banyak sekali aspek kegiatan. Salah satu aspek yang paling peting dan harus ada adalah aspek pendidikan, karena aspek pendidikan ini bertujuan untuk memajukan Negara Indonesia. Dalam pembukaan UUD 1945 terdapat salah satu tujuan negara Indonesia, yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Salah satu cara untuk mewujudkan tujuan tersebut yaitu terselenggaranya pendidikan nasional yang berkualitas. 
Demi memajukan pendidikan yang berkualitas sekolah harus memenuhi faktor faktor yang menunjang pendidikan, seperti guru, siswa, metode pembelajaran, media pembelajaran, sarana dan prasarananya. Apabila faktor faktor wajib yang harus ada dalam proses KBM seperti guru murid dan metode pembelajaran tidak ada, maka tidak akan ada proses KBM. Kemudian jika faktor pendukung proses KBM seperti sarana dan prasaran, media pembelajaran, situasi tempat pembelajaran, dan situasi tempat tinggal dari peserta didik kurang mendukung akan mengakibatkan terhambatnya proses kegiatan belajar mengajar. Seperti siswa kurang siap menerima materi pembelajaran, siswa sulit untuk berkonsentrasi dalam menerima materi yang disampaikan guru.
Konsentrasi adalah pemusatan daya pikiran dan perbuatan pada suatu objek yang dipelajari dan mengabaikan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan objek yang dipelajari (Surya, 2009). Konsentrasi siswa juga dapat terganggu dengan kegiaatan temannya yang bersifat negatif, seperti banyak bicara, menyembunyikan pelatan menulis temanya yang mau digunakaan dan lain sebagainya. Menurut Surya (2009), para ahli pendidikan menyatakan bahwa penyebab rendahnya kualitas dan prestasi belajar seseorang sebagian besar disebabkan oleh kemampuan dalam melakukan konsentrasi belajar yang lemah. Pada dasarnya, setiap orang mempunyai skill dan potensi yang sama untuk bisa berkonsentrasi dalam belajar. Optimalnya, hasil belajar seseorang bergantung pada intensitas kemampuan konsentrasi belajar dirinya.
Sehingga dengan demikian proses KBM membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk memperoleh hasil belajar secara optimal. Juga harus di upayakan tempat dan ruangan yang bersih, nyaman dan teratur sehingga dapat membuat nyaman siswa dalam menerima materi pembelajaran. Keadaan lingkungan rumah seperti peran orang tua juga harus mendukung kegiatan belajar mengajar. Jika keadaan lingkungaan rumah kurang mendukung juga akan membuat siswa sulit berkonsentrasi sehingga siswa sulit untuk menerima materi pembelajaran yang disaampaikan. Oleh karena itu, konsentrasi adalah faktor terpenting dalam belajar dan mendapatkan ilmu pengetahuan (Az-Zahrani, 2005).


B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana profil dan seperti apakah SD  N Pajang 3 Surakarta?
2.      Bagaimana proses KBM kelas 4 di SD N Pajang 3 Surakarta?
3.      Apa masalah dan penyebab yang sering terjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar di SD N 3 Pajang Surakarta tepatnya dikelas 4?
4.      Bagaimana solusi atau cara penyelesain masalahnya?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui profil dan seperti apakah SD N Pajang 3 Surakarta
2.      Mengetahui proses KBM kelas 4 di SD N 3 Pajang Surakarta
3.      Mengetahui masalah dan penyebap yang sering terjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar di SD N 3 Pajang Surakarta tepatnya dikelas 4
4.      Mengetahui solusi yang tepat dalam menyelesaikan permassalahan yang terjadi dalam pembelajaran


D.    Manfaat
1.      Bagi Calon Guru
Mengatasi dan mengetahui berbagai kendala yang dialami dalam sistem pembelajaran sehingga kelak besok ketika sudah menjadi seorang guru tidak lagi kebingungan, karena calon guru ini sudah dapat mencari solusi sedini mungkin dan besok ketika menjadi sorang guru sudah memiliki persiapan yang matang sehingga dapat mengimplementasikanya dengan baik.
2.      Bagi Pendidik
Untuk mendorong dalam mengetahui solusi solusi yang tepat dalam menangani permasalahan didalam kelas, yang berguna untuk meningkatkat proses kegiatan belajar mengajar dikelas. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas pencapaian pembelajaran siswa dan perasaan nyaman terhadap siswa, sehingga siswa dapat mendapatkan pelajaran dengan baik.
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Landasan Teori
Dalam pembelajaran didalam kelas terdapat banyak sekali kegiatan, salah satu keggiatan yang paling utama adalah kegiatan belajar mengajar. Sehingga ada banyak ahli yang berpendapat mengenai hal ini salah satunya adalah H.C. Witherington dia mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian. Senada dengan pernyataan Witherington, Crow dan Crow mendefinisikan bahwa belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, sikap dan pengetahuan.
Mengenai kegiatan mengajar Jerome S. Brunner yang berpendapat bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh siswa.
Kemudian mengenai proses kegiatan belajar mengajar Syamsuddin Makmur menyatakan bahwa proses belajar mengajar adalah suatu interaksi antara siswa dengan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Sehingga dengan demikian dapat kami ambil kesimpulan bahwa proses kegiata belajar mengjara ialah suatu proses kegiatan yang di dalamnya terjadi interaksi antara guru dengan siswa dan mungkin juga antara siswa dengan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran siswa untuk mencapai tujuan pengajaran.
Belajar membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk memperoleh hasil belajar secara optimal. Harus diupayakan tempat dan ruangan yang bersih, nyaman, dan teratur, suasana pun harus nyaman untuk belajar (Surya, 2009). Semua itu benar karena apabila semua hal tersebut tidak mendukung maka haal yang akan terjadi ialah berkurangnya konsentrasi siswa dalam menerima materi pembellajaran akan berkurang.
B.     Penelitian Yang Relevan
Menurut Olivia (2010), manusia selalu berinteraksi dengan orang lain, dan manusia juga memiliki emosi tersendiri. Ketika seseorang bergaul dengan orang lain, maka akan timbul perilaku yang berbeda-beda baik perilaku positif maupun negatif. Suasana hati itu sendiri muncul karena seseorang bereaksi terhadap suatu rangsangan apapun wujudnya, seperti perilaku. Respon seseorang terhadap stimulus itu akan menghasilkan suasana hatinya. Suasana hatinya tergambar dari perilaku yang diperlihatkan.
Sehingga dengan demikian apabila perilakuu negatif seperti menggagu teman hal tersebut akan menghambat proses kegiatan belajar mengajar. Pada dasarnya, perilaku manusia dapat terbentuk akibat adanya stimulus yang timbul, stimulus itu akan direspon dengan perilaku yang nampak (Soekidjo, 1993 dalam Sunaryo, 2004). ). Apabila kegiatan belajar mengajar tidak gaduh, maka suasana kelas akan terasa nyaman, aman, tenang, dan tentram. Siswa akan tekun dan produktif jika mereka mempunyai perilaku postif (Abdullah & Aziz 2009). Menurut Surya (2009), belajar membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk memperoleh hasil belajar secara optimal. Harus diupayakan tempat dan ruangan yang bersih, nyaman, dan teratur, suasana pun harus nyaman untuk belajar. Oleh karena itu, konsentrasi adalah faktor terpenting dalam belajar dan mendapatkan ilmu pengetahuan (Az-Zahrani, 2005). .Lingkungan tempat belajar pun dapat memberikan pengaruh seberapa efisien seseorang belajar. Siswa sedapat mungkin harus menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar (Astuti, 2009).
Konsentrasi siswa tidak hanya dipengaruhi oleh teman temanya ketika berada didalam sekolah saja melainkan juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat tinggal (keluarga) kurang mendukung juga akan mempengaruhi konsentrasi siswa ketikam menerima materi pelajaran yang disampaikan guru. Kondisi fisik dari si anak juga akaan sanagat mempengaruhi konsentrasi peserta didik.









BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Tempat dan Waktu
Kami melakukan observasi di daerah pajang tepatnya di SD N Pajang 3 Surakarta. Observasi kami mulai dari tanggal 20 – 22 Nopember 2013 dari jam 7 sampai 11 siang.

B.     Data, Sumber Data dan Nara Sumber
Kami memperoleh data dari SD N pajang 3 Surakarta. Dari SD tersebut kami memeroleh sumber data dari kepala sekolah, wali kelas, RPP mata pelajaran PKn kelas 4 dan silabus mata pelajaran PKn kelas  4. Sedangkan nara sumber dari SD tersebut adalah Ibu Haryati, S, Pd, Ibu Sulastri, S, Pd, dan peserta didik

C.    Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam kegiatan obeservasi ini adalah kualitatif model etnografi. Model penelitian ini pernah dikerjakan oleh peneliti yang bernama Jonathan Kozol, dia melakukan penelitian dalam rangka melukiskan impian dan perjuangan warga kulit hitam komunitas yang miskin serta terpinggiran pada daerah Bronx, New York.
Penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan ini kemudian sangat banyak digunakan dalam penelitian lingkungan pendidikan/sekolah. Menurut Hubberman dan Miles seperti yang dikutip Lodico, spaulding dan voegtle, etnografi ini berasal dari dua kata yunani yakni ethos dan graphos. Artinya penelitian tentang kelompok budaya. Sedangkan menurut Schensul dan Clompte penelitian etnografi merupakan teknik penelitian yang berfungsi untuk menemukan ilmu pengetahuan yang terdapat / terkandung di dalam sebuah budaya / komunitas tertentu. Sehingga dengan demikian penelitian etnografi merupakan sebuah model kualitatif dimana peneliti mengamati lalu menjaabarkan pola perilaku, nilai nilai yand dipahami dan digunakan oleh suatu kelompok tertentu dalam konteks kita kali ini mengenai kelompok anak naka SD, yaitu anak anak SD N Pajang 3 Surakarta.
Tujuan dari penggunaan desain ini ialah kita dapat mengetahui secara mendalam megenai kegiatan sutu kelompok yang kita amati, karena dalam model ini kita melakukan suatu hubungan yang sangat dekat dengan objek. Etnografi meneliti sebuah proses serta hasil akhir. Jadi akhi dari penelitian etnogrfi adalah membuat karangan yang sesuai dengan fakta dan yang kaya akan suatu gambaran yang jelas serta mendalam mengenai objek penelitian.

D.    Teknik Pengumpulan Data
1.      Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, baik bertatap muka atau tidak antara peneliti dan partisipannya dengan menggunakan interview guide (panduan wawancara). Tujuan peneliti mengguankan metode ini yaitu untuk memperoleh data secara mendalam, jelas dan nyata tentang proses perilaku negatif sehingga berpengaruh dalam konsentrasi belajar.

2.      Observasi
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi. Observasi langsung peneliti di sini yaitu untuk melihat perilaku, perkembangan tentang proses kegiatan belajar mengajar didalam kelas.
Dalam kegiatan ini kami menggunakan observasi partisipasi (participant observation). Observasi partisipasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.

3.      Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa pengumuman, instruksi, aturan-aturan maupun foto tempat yang kita observasi. Metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meneliti catatan-catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan objek penelitian. Tujuan menggunakan metode ini yaitu untuk memperoleh data secara jelas dan konkrit terhadap perilaku negatif siswa.

E.     Teknik Analisis
Analisis data merupakan satu proses mengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan suatu uraian dasar yang selajutnya akan akan dibahas. Dari rumusan atau susunan tersebut maka analisis bertujuan untuk mengorgaanisasian data.
Setelah data terkumpul dengan menggunakan metode pengumpulan data di atas, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif dan triangulasi.  Penelitian deskriptif kualitatif yaitu posedur penelitian berdasarkan data deskriptif, yaitu berupa lisan atau kata tertulis dari seorang subjek yang telah diamati dn memberikan karakteristik bahwa data yang diberikan merupakan data asli yang tidak diubah serta mengguanakan cara yang sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya. Sedangkan triangulasi pada dasarnya merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya dari satu sudut pandang saja











BAB IV
PEBAHASAN

A.    Profil dan Seperti apakah SD N Pajang 3 Surakarta
SD N Pajang 3 merupakan sebuah SD tambahan, berawal mula dari SD N pajang 1 yang kelebihan peserta didik sehingga membuat pihak pemerintah mendirikan sebuah gedung yang diberi nama SD N Pajang 3 yang bersampingan dengan SD N 1 Pajang pada tanggal 1 Juni 1981. SD ini mulai melakukan aktifitas belajar mengajar pada tanggal 1 januari 1982. Dengan jumlah siswa sebanyak 24 siswa sampai saat ini jumlah siswa SD N 3 Pajang menjadi 221 siswa (lihat lampiran 1 gambar no 2).
Pada mulanya SD N pajang 3 ini merupakan SD yang biasa biasa saja namun seiring dengan berjalanya waktu dari tahun ketahun SD ini mengalami perubahaan menjadi SD plus, SD Pajang 3 ini mulai menjadi SD Plus sejak tahun pembelajaran 2012/2013. Yang dimaksud dengan SD Plus adalah SD yang tidak menarik biaya sedikitpun dari siswanya, itu merupakan kelebihan dari SD plus dan tidak hanya itu saja kelebihan dari SD plus / SD N Pajang 3, di SD ini juga ada kegiatan kegiatan yang positif seperti memberikan gizi kepada seluruh siswa siswinya, pengobatan gratis bagi siswa yang memiliki penyakit anemia dan juga periksa Ph secara gratis bagi peserta didik di SD N pajaang 3 ini. Kegiatan gizi ini baru berjalan selama kurang lebih sekitar dua bulan.
Selain itu, di SD N Pajang 3 Surakarta cukup lengkap sarana dan prasarananya, antara lain : ruang guru, ruang komputer, ruang karawitan, kantor kepala sekolah, ruang kelas, peralatan olahraga. Sarana prasarana yang ada di kelas 4 yang kami observasi terdapat meja, kursi, papan tulis, almari, alat peraga.



B.     Proses KBM kelas 4 di SD N Pajang 3 Surakarta
Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di SD N Pajang 3 Surakarta pada kelas 4 (empat) kegiatan awal yang dilakukan oleh guru adalah mengkondisikan peserta didik untuk duduk dan mengawali proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan berdoa. Setelah berdoa guru mengabsen peserta didik agar mengetahui lengkap atau tidak peserta didiknya. Kemudian guru memulai proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang sesuai dengan jadwal pelajaran yang sudah dibuat dan materi yang sudah dipersiapkan sebelumnya.  Langkah pertama yang dilakukan oleh guru adalah menyuruh salah satu anak untuk membagikan buku paket, kemudian setelah siswa siap untuk mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM) guru memulai menerangkang materi yang akan diberikan yaitu tentang perundang-undangan. Pertama-tama guru menanyakan apa yang dimaksud dengan perundang-undangan. Setelah berdiskusi dengan peserta didik sudah bisa memahami tentang pengertian perundang-undangan, kemudian guru melanjutkannya menjelaskan secara lebih detail tentang perundang-undangan yang benar. Secara perlahan-lahan guru menjelaskan secara lebih detail tentang perundang-undangan yang berada di Indonesia. Setelah menjelaskan guru bertanya dengan peserta didik tentang perundang-undangan yang berada di Indonesia.
Guru juga menyuruh peserta didik tersebut dengan cara peserta didik mengacungkan tangan kanannya, yang pertama mengacungkan jarinya akan ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaannya. Setelah itu guru menjelaskan kembali tentang macam-macam perundang-undangan dengan metode yang sama. Guru memberikan tugas kepada peserta didik tentang perundang-undangan untuk mengetahui seberapa paham peserta didik dalam memahami materi yang sudah diberikan. Guru menyuruh salah satu peserta didik untuk membagikan buku lembar kerja siswa (LKS) untuk mengerjakannya dan diberi senggang waktu yang sudah ditentukan. Dalam proses mengerjakan soal-soal tersebut peserta didik mengerjakannya secara individual. Setelah selesai mengerjakannya guru membahas dengan peserta didik secara satu persatu untuk mengetahui seberapa paham peserta didik dalam menerima penjelasan dari guru
Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di SD N Pajang 3 pada kelas 4 (empat) guru menggunakan serangkaian metode, yaitu metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, metode demontrasi dan metode pemberian tugas. Guru memadukan serangkai meode tersebut menjadi kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.  Diharapkan dengan metode-metode yang telah diterapkan oleh guru dalam menyampaikan materi, peserta didik dapat lebih mudah memahaminya. Dengan metode pemberian tugas guru bisa mengetahui pemahaman peserta didik tentang materi yang sudah diberikan, dengan begitu guru bisa mengetahui tingkat keberhasilannya dalam menyampaikan materi yang telah diberikan. Selain itu guru juga bisa merevisi kekurangan dan kelebihannya dalam menyampaikan materi yang akan disampaikan (lihat lampiran 2).

C.    Masalah dan Penyebap yang Sering Terjadi Dalam Proses Kegiatan Belajar Mengajar Di SD N 3 Pajang Surakarta Tepatnya Dikelas 4
Didalam suatu proses kegiatan belajar mengajar pastinya tidak semua kegiatan berjalan dengan lancar taanpa masalah, pastinya dalam kegiatan pembelajaran yang kami observasi di SD N Pajang 3. Di dalam proses kegiatan belajar mengajar yang kami amati masalah yang paling utama adalah siswa sulit untuk fokus dan berkonsentrasi dalam menerima materi pelajaran. Seorang peserta didik sulit untuk berkonsentrasi disebapkan oleh beberapa hal antara lain :
1.      Kondisi kelas yang gaduh
Kondisi didalam kelas juga sangat mempengaruhi proses kegiatan belajar didalam kelas, karena suasana gaduh itu dapat mengganggu perhatian siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Karena gaduh adalah ramai dan rusuh kerusuhan dan kegemparan yang terjadi dalam kelas yang dapat berakibat perkelaahian. Perilaku gaduh yang terjadi didalam kelas juga seperti memukul mukul meja, perteengkaran (banyak bicara didalam kelas) dan lain sebagainya.
2.      Kondisi lingkungan keluarga
Kondisi lingkungan juga sangat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar didalam kelas terutama lingkungan keluarga. Didalam SD N Pajang 3 yang kami amati ini ada banyak sekali problematika yang terjadi dalam keluarga seperti keluarga yang broken, pertengkaran keluarga, anak yang memiliki orang tua seorang gali, ada juga anak yang tidak memilki orang tua. Semua hal tersebut dapat mengganggu konsentrasi siswa saat menerima pelajaran di dalam kelas.
3.      Perilaku negatif siswa
ketika seseorang berperilaku negatif kepada temannya, maka hal itu akan berpengaruh juga terhadap konsentrasi siswa ketika proses belajar (Surya, 2009). Perilaku yang sering dilakukan siswa saat proses pembelajaran seperti, seorang siswa yang sengaja menyembunyikan peralatan belajar temannya, jail, mengejek temanya sendiri dll.
4.      Kondisi fisik
Ketika fisik siswa kurang medukung seperti kondisiswa di SD N Pajang 3 yang kami amati ada beberapa siswa yang mempunyai penyakit anemia, sehingga saat proses pembelajaran siswa tersebut sering mengantuk dan pada akhirnya siswa tersebut tidur didalam kelas. Dari berbagai hal yang terjadi tersebut tentunya dapat mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar (lihat lampiran 1 digambar 1).

D.    Solusi Penyelesain Masalahnya
Pemecahan masalah adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman yang telah dimilikinya. Dari berbagai masalah yang telah disebutkan diatas, dapat dicari pemecahan atau solusinya, yaitu :

1.      Gaduh atau Kondisi Kurang Terkontrol.
Dari masalah yang ada yaitu gaduh atau kondisi kurang terkontrol. Gaduh sendiri dapat diartikan sebagai ramai rusuh atau kerusuhan, sehingga solusi yang menurut kami tepat adalah :
a)      Guru menegur siswa untuk tidak ramai dan membuat kerusuhan.
b)      Guru menaikan suara agar siswa memperhatikan apa yang di bahas oleh guru.
c)      Guru harus bisa memotivasi peserta didik khusus nya bagi anak yang nakal agar tidak melakukan hal-hal yang negatif.
d)     Metode yang digunakan : Informasi, diskusi, tanya  jawab, demontrasi, dan pemberian tugas, sehingga dengan metode tersebut peserta didik dapat fokus dalam proses pembelajaran.
2.      Kondisi Lingkungan Keluarga.
Dari kondisi lingkungan keluarga yang tidak kondusif diatas. Maka tindakan guru untuk menumbuhkan semangat dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran yaitu dengan cara :
a)      Guru harus bisa mendengar keluhan dari peserta didik dan memberikan solusi.
b)      Mengharapkan anak – anak dapat menumbuhkan karakter disiplin, tekun, tanggungjawab, ketelitian, kerjasama, toleransi, percaya diri, dan keberanian.
c)      Guru harus mengerti permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik.
d)     Guru harus memberikan kenyamanan psikis untuk peserta didik, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
3.      Perilaku Negatif Siswa.
Dari berbagai perilaku negatif siswa yang telah dijelaskan diatas maka, perilaku perilaku negatif tersebut dapat diselesaikan dengan car, sebagai berikut :
a)      Guru menegur siswa ketika siswa akan melakukan hal-hal negatif.
b)      Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
c)      Guru begitu sabar dan telaten dalam menyampaikan materi pelajaran ketika peserta didik mulai bosan.
d)     Guru memberikan perhatian dan nasehat kepada peserta didik yang nakal atau bandel.
e)      Memberi sanksi yang mendidik, seperti diberi tugas khusus
4.      Kondisi Fisik.
Kondisi fisik sangat menunjang seseorang dalam proses pembelajaran. Tindakan guru untuk menangani hal tersebut adalah sebagai berikut:.
a)      Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.
b)      Guru harus bisa mengerti keadaan fisik maupun psikis dari peserta didik dan terus menerus memberikan motifasi kepada siswa
c)      Guru harus mengerti kondisi fisik anak, maka sebagai guru yang baik dapat berinteraksi dengan orang tua muurid untuk menanyakan kondisi anak.
d)     Di SD N Pajang 3 ini dilakukan program gizi dan pengobatan gratis













BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari observasi yang telah dilakukan dapat kami ambil sebuah kesimpulan bahwa konsentrasi siswa dalam menerima materi pelajaran dapat terganggu yang dikarenakan oleh berbagai penyebap, diantaranya kondisi kelas yang gaduh, kondisi lingkungan keluarga yang kurang mendukung, perilaku negatif siswa, kondisi fisik siswa yang kurang mendukung, seperti siswa yang sedang sakit.
























DAFTAR PUSTAKA

Thayalisi Fitwie. 2012. “Penelitian Kualitatif”, http://fitwiethayalisyi. Wordpress .com/ teknologi-pendidikan/penelitian-kualitatif-metode-pengumpulan-data/., (diakses 30 Nopember 2013).
Surya. 2013. “proses kegiatan belajar mengajar”, http://makalahdankti. blogspot.com/2012/08/peranan-guru-dalam-proses-belajar.html /.,   (diakses 30 Nopember 2013)
Olivia dalam Budi Wicakksono. “interaksi sosial”,http://budi wicaksono. Wordpress.com/2013/01/27/metode-penelitian-triangulasi/.,, diakses 30 Nopember 2013)
H.C. Witherington dalam “proses kegiatan belajar mengajar”,http://makalah dankti.blogspot.com/2012/08/peranan-guru-dalam-proses-belajar.html /.,   (diakses 30 Nopember 2013)
Jerome S. Brunner . “proses kegiatan belajar mengajar”,http://makalah dankti. blogspot.com/2012/08/peranan-guru-dalam-proses-belajar.html /.,   (diakses 30 Nopember 2013)
Syamsuddin Makmur  dalam http://makalah dankti. blogspot.com /2012 /08/peranan-guru-dalam-proses-belajar.html /., (diakses 30 Nopember 2013)
Sunaryo. (2004). Psikologi untuk keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Sutopo dalam Budi Nugroho 2013. “Triangulasi dalam pada penelitian kualitatif”, http://www.pdii.lipi.go.id/read/2013/04/04/triangulasi-pada-penelitian-kualitatif.html., (diakses 30 Nopember 2013








LAMPIRAN
Lampiran 1
Gambar 1. Proses KBM salah satu anak tidur

Gambar 2. Siswa yang sedang mengikuti KBM tapi beberapa siswa asyik sendiri
Gambar 3. Keadaan SD N Pajang 3 surakarta

Gambar 4. Beberapa siswa menerima sanksi ketika dalam proses pembelajaran
          






Lampiran 2
Salah satu bagian dari RPP kelas 4






0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲