BERTANAM CABAI MERAH
Karya Ilmiah
Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia
Disusun
oleh
Muhammad
Sucahyo
XI. IPA 2.
YAYASAN
MAJLIS TAFSIR AL-QUR’AN
SEKOLAH
MENENGAH ATAS
(SMA MTA
SURAKARTA)
2010/2011
HALAMAN PENGESAHAN
Karya ilmiah ini telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing
dan wali kelas pada
Hari :..................
Tanggal :..................
Surakarta
,18 oktober 2010
Wali kelas Guru
pembimbing karya ilmiah
Drs. Agus Mulyadi Dra. Sri Fadilah R
HALAMAN MOTTO
v Barang siapa menanam pasti menuai
v Kegagalan adalah kunci keberhasilan
v Barang sispa bersungguh sungguh maka
akan dapat
v Ada kemauan pasti ada jalan
v Pengalaman adalah guru terbaik
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini kami persembahkan kepada
:
v
Guru
guru yang telah membimbing kami
v Ayah dan Ibu tercinta
v Adik dan Kakak yang telah memberi
motifasi
v Teman teman seperjuangan
v Pembaca yang budiman
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
bertanam cabai merah. Sebagai tugas menyelesaikan mata pelajaran bahasa indonesia.
Untuk itu taklupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada :
v Wali kelas yang telah mengijinkan dan
mengesahkan karya ilmiah ini
v
Guru
bahasa indonesia yang telah membimbing kami
v
Bapak
ibu guru SMS MTA SURAKARTA
v
Teman
teman seperjuangan
v Pembaca yang budiman
Untuk selanjutnya Muda mudahan karya
ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua. Sesungguhnya tak ada gading yang tak
retak, demikian juga untuk penyusunan karya ilmiah ini. Oleh karena itu kritik
dan saran tetap kami harapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Surakarta,
18 Oktober 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HAJAMAN
JUDUL................................................................................................. i
HALAMAN
PENGESAHAN..................................................................................
ii
HALAMAN
MOTTO..................................................................................... ........
iii
HALAMAN
PERSEMBAHAN............................................................................... iv
KATA
PENGANTAR............................................................................................. v
DAFTAR
ISI........................................................................................................... vi
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan....................................................................................... 2
E. Metode Penulisan........................................................................................ 2
BAB II. ISI DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Cabai Merah................................................................................. 3
B. Kandungan Dan Kegunaan Buah Cabai...................................................... 4
C. Syarat Cabai Agar Tumbuh........................................................................ 5
D. Pengolahan Tanah.......................................................................... ............ 6
E. Menyiapkan Benih Yang Baik .................................................................... 7
F. Tempat Pembenihan................................................................................... 7
G. Penyemaian Benih Dan Perawatan
Semaian ............................................. 8
H. Penentuan Jarak Tanam............................................................................... 8
I.
Penanaman
Bibit......................................................................................... 9
J.
Perawatan
Cabai Merah Yang Baik............................................................ 9
K. Pemanenan ............................................................................................... 11
BAB III. PENUTUAN
A. Kesimpulan............................................................................................... 12
B. Saran ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Negara kita adalah negara yang
memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah salah satunya adalah cabai merah
yang hampir disetiap pasar pasti kita dapat menemukan buah yang namanya cabai
merah, cabai merah merupakan salah satu bahan yang sering digunakan untuk bahan
makanan ibu kita didapur dan pasti semua orang suka dengan sambal dan sambal
itu sendiri berbahan dasar cabai. Jika cabai merah tidak ada yang menanamnya
karena tidaktahu cara mananam maka akan kamai beritahu melewati karya ilmiah
yang kami buat ini, parahnya lagi kalau cabai merah sedikit sekali yang
menanamnya pasti harga cabai merah tersebut akan sangat mahal dan sangat sulit
mendapatkan cabai tersebut. Dan orang yang sanngat suka makan dengan sambal
pasti akan merasa kesal karena sulitnya mencari bahan dasar sambal yakni cabai
merah.maka dari itu melaluai karya ilmiah yang saya buat ini kita dapat
menanamnya sendiri dihalaman belakang rumah kita. Kalau kita ingin mananam
cabao merah ada bebarapa tahap yang harus kita lakukan, diantaranya menyiapkan
tempat, bibit yang berkualitas,dan yang paling sulit adalah perawatanya dan
menghindarkan dari penyakit atau hama, jika kita tahu caranya pasti akan sangat
mudah cara manghasilkan cabai merah dengan kualitas yang baik
B. Rumusan masalah
v
Bagaimana cara agar cabai merah dapat tumbuh
dengan baik ?
v
Apsaja kandungan dan manfaat buah cabai ?
v
Bagaimana cara pengolahan tanah yang baik ?
v
Bagaimana cara memilih benih yang baik ?
v
Bagaimana tampat penbenihan ?
v
Bagaimana cara penyemaian ?
v
Bagaimana cara perawatan cabai merah yang baik ?
v
Bagaimana cara pemanenan ?
C.
Tujuan penulisan
v
mengetahui bagaimana cara agar cabai merah dapat
tumbuh dengan baik.
v
mengetahuai kandungan dan manfaat cabai merah.
v
mengetahui pengolahan tanah yang baik.
v
megetahui benih yang baik.
v
mengetahui cara merawat cabai yang benar.
v
mengetahui cara memanen cabai merah.
D.
Manafaat penulisan
v
Kita dapat menambah wawasan kita mengenai
pertanian
v
Dapat mengetahui manfaat buah cabai
v
Dapat mengetahui kandungan gisi buah cabai
v
Dapat mengetahui cara merawat buah cabai
v
Dapat mengetahui cara pemanenan buah cabai
v
Dapat mengetahui pengolahan tanah yang baik
E.
Metode penulisan
v
Study pustaka. Penulis mengambil data dari
brsur,bbuku yang disediakan diperpustakaan seta mencari data melalui internet
v
Wawancara. penulis datang kepada orang yang
pernah membudidayakan/ menanam cabai lalu menanyakan hal hal yang mungkin
penting untuk pembuatan karya ilmiah ini
***
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah buah cabai merah
Kemungkinana kalau tidak ada petualang
dunia bernama christophorus columbus, tanaman cabai (capsicum sp).tidak akan
dikenal oleh masyarakat diluar habitatanya di amerika tropis. Demikian pula
bila tidak ada perhatian dari petualang terhadap tanaman yang rasa buahnya
sangat pedas ini, mau tak mau untuk mengungkap sejarah tanaman cabai, kita
harus membuka lembaran kisah perjalanan columbus saat menemukan benua baru yang
kemudian dikenal sebagai benua Amerika.
Kisah menarik petualamgan berkebangsaan spanyol
bermula pada tahun 1490. Saat itu ekspedisi yang di pimpinya mendarat di daerah
yang sangat panas yang semula dikiranya sebagai salah satu dari benua Asia.
Namun, belakangan berubah di ketahui bahwa daerah yang di daratinya itu
merupakan wilayah san salvador
Columbus
sempat terheran heran pada tanaman cabai yang sudah dibudidayakan secara luas
oleh penduduk asli di situ, karena berbeda dengan tanaman cabai yang di
kenalnya di eropa. Rasa buah tanaman yang ditemukanya ini sangat pedas dan
aromanya sangat tajam. Padahal tanaman cabai yang dikenal di eropa tidak begitu
pedasdan aromanya tidak begitu tajam
Cabai
yang di temukan columbus merupakan tanaman asli daerah tersebut . cabai yang
dikenalnya di Eropa adalah cabai yang dikenal sebagai paprika. Semasa columbis
hidup, paprika sudah berkembang hampir keseluruh eropa bagian selatan (Spanyol,
Portugal dan Italia),terutama spanyol . perkembangan keluar eropa dan ditanam
secara komersial baru di lakukan setelah perang dunia II. Dalam hal ini yang
berjasa ialah Amerika Serikat. Cabai yang di tumukan Columbus memang merupakan
tanaman asli Amerika Serikat . dari sinilah tanaman ini menyebar ke Amerika
Tengah menuju Amerika Serikat bagian selatan . namun , kapan dan siapa yang
menyebar luaskanya tidak banyak yang mengungkapkanya. Dugaan sementara
menyebutkan berdasarkan penelusuran sejarah maka yang berperan besar adalah
orang indian (penduduk asli Amerika ). Konon sejak tahun 7000 SM, buah cabai
sudah dimanfaatkan oleh suku Indian untuk keperluan masak memasak mulai
membudidayakanya. Dari hasilk budidaya ini, cabai di sedbar luaskan keberbagai
daerah lain di benua Amerika
Dugaan
lain menyebutkan bahwa yang menyebar luaskanaya tanaman cabai bukanlah manusia,
melainkan burung burung liar. Oleh karena itu cabai sering disebut burung atau
bird pepper. Di Indonesia inilah yang kita kenal dengan cabai kecil/merah
mengenai dugaan ini , masih sulit diterka kebenaranya. Ada informasi yang
menyebutkan bahwa jenis cabai yang dimaksudkan cabai liar. Buah cabai jenis ini
tidah mudah gugur walaupun sudah masak, sedangkan bijinya yang sudah masak
berwarna kemerahan (oranye).
Columbus
beberapa kali memimpin ekspedisi untuk menjelajahi benua tarsebut. Di akhir
ekspedisi tahun 1502,temuanya tersebut dikenalkan ke benua lain dari sinilah
benua cabai terkuak kemasya rakat luar. Dengan demikian, orang menjadi tahu
bahwa jenis cabai bukan hanya satu atau dua jenis saja.
Kini,
hasil prodiuksi cabai dunia justru tidak berpusat di Eropa, tempar asal
columbus, melainkan didaerah daerah tropis yang jauh dari benua tersebut
B.
Kandungan dan kegunaan buah cabai
Secara umum buah cabai mempunyai banyak kandungan
gizi yang masing masing jenisnnya akan berlainan . tabel satu menunjukan
kandungan gizi buah dari beberapa jenis cabai, baik bentuk segar maupun kering
Tabel 1 KANDUNGAN ZAT GIZI BUAH CABAI SEGAR
DAN KERING SETIAP 100 GRAM BUAH
kandungan
|
Segar
|
Kering
|
||||
Cabai hi- jau besar
|
Cabai me- rah besar
|
Cabai rawit
|
Cabai hi- jau besar
|
Cabai me- rah besar
|
Cabai rawit
|
|
Kalori (kal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbonhidrat(g)
Kalsium(mg) fosfor(mg)
besi(mg)
vit. A (si)
vit. B1 (mg)
vit. C (mg)
air (g)
b.d.d *(%)
|
23
0,7
0,3
5,2
14
23
0,4
260
0,05
84
93,4
82
|
31
1
0,3
7,3
29
24
0,5
470
0,05
18
90,9
85
|
103
4,7
2,4
19,9
45
85
2,5
11050
0,05
70
71,2
85
|
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
|
311
15,9
6,2
61,8
160
370
2,3
576
0,04
50
10
85
|
-
15
11
33
150
-
9
1000
0.5
10
8ml
|
Kegunaan buah cabai
Buah cabai dapat dimanfaatkan
untuk banyak keperluan, baik yang berhubungan dengan kegiatan masak memasak
maupun keperluan yang lain seperti untuk bahan ramuan obat tradisional. Konon
buah cabai dapat bermanfaat untuk membantu kerja pencernaan dalam tubuh
manusia.
Cabai rawit yang kaya vitamin A,
selain manjur untuk mencegah kebutaan, juga dapat menyembuhkan penyakit
tengoroan. Daunnya cukup ampuh untuk menyembuhkan luka. Cabai besar yang kaya
vitamin C sering di manfaatkan sebagai bahan campuran industri makanan, obat
obatan, dan perternakan
Buah cabai pun berperan bagi
pecinta burung ocehan dan burung hias. Perlu diketahui kepedasan cabai di
sebapkan oleh adanya kandungan capsaicin. Bila ada pada placenta (tampat
meletakan biji ) maka capsaicin akan mampu mempertajam lidah burung ocehan.
Akibatnya burung ini akan menjadi lihai untih memepermainkan lidahnya. Bila
cabai diberikan keburung hias maka pengaruhnya terhadap burung tersebut ialah
bulunya lebih bercahaya dan lebih menarik. Ayam yang enggan bertelurpun dapat
tergolong bila pakanya di campuri cabai kering yang sudah di tumbuk halus
menjadi bubuk
Selaain untuk campuran pakan,
bubuk cabai dapat di manfaatkan sebagai bahan industri makanan dan minuman
untuk menggantikan fungsi lada dan sekaligus untuk memancing selera makan
konsumen ekstrasi bubuk cabai inipun sering dipakai dalam pembuatan minuman
ginger beer. Selain mengandung capsaicin, cabaipun mengandung semacam minyak
asiri, yaitu capsicol. Minyak asiri inipun dapat dimanfaatkan untuk mengganti
minyak kayu putih. Konon minyak ini dapat mengirangi rasa pegal, rematik,sesak
nafas dan gatal gatal pada tubuh kita
Slain kegunaan tersebut, bubuk
cabai pun dapat dijadikan sbagai bahan obat penenang. Bahkan kandungan
biovlavonoids yang ada di dalamnya, selain dapat menyembuhkan radang akibat
udara dingin, juga dapat menyembuhkan penyaki polio
C.
Syarat cabai agar tumbuh
1.
Ketinggian tempat dan iklim
Ketingian suatu daerah menunjukan jenis cabai yang
akan ditanam. Paprika misalnya, hasilnya akan mengecewakan bila ditanam
didaerah dataran rendah dengan suhu udara yang tinggi. Ini disebapkan jenis
cabai yang tidak pedas ini sangat membutuhkan suhu udara yang pada siang hari
rata rata 24 derajat celsius suhu udara pada malam hari 130 – 160C.
Lain halnya dengan cabai merah besar jenis cabai
ini akan lebih sesuai bila ditanam didaerah yang kering dan berhawa panas
walaupun daerah tersebut merupakan daerah pegunungan. Di bobotsari
(purbalingga, jawa tengah ) dan batu (malang jawa timur) , misalnya, cabai
dapat tumbuh dengan baik walaupun ketinggian daerah tersebut rata rata mencapai
900 meter di tas permukaan laut cabai kriting yang tergolong cabai besar
ditanam sekitar suka bumi jawa tengah dengan ketinggian 700 meter diatas
permukaan laut teteap hasilnya tidak mengecewakan
Walaupun demikian, bila tanaman tersebut ditanam
di daerah yang berkelembapan tinggi dengan curah hujan pertahun antara 600-1250
mm maka tanaman cabai mudah diserang penyakit terutama penyakit antrak
(penyakit patek) yang sering menyerang cabai dalam situasi sangat lembap.
2.
air
Air sangat penting bagi tanaman. Fungsinya antara
lain membantu penyerapan unsur hara (makanan)dari dalam tanah oleh akar
tumbuhan , mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tanaman,
serta melancarkan aerasi udara dan suplai oksigen dalam tanah
Ditinjau dari tanaman, keberadaan air harus sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh tanaman. Lahan pertanaman yang mengalami kekurangan
air akan menyebapkan aerasi udara dalam tanah menjadi terganggu dan suplai
oksigen dalam tanah menjadi tidak lancar. Bila hal ini terjadi maka fungsi dan
pertumbuhan akar sebagai bagian tanaman yang penting akan berhenti. Akibatnta
pertumbuhan seluruh bagian tanaman akan berhenti sehingga perkembanganya
menjadi tertunda , mutu dan produksi akan mrosot, serta akar tanaman menjadi rentan terhadap
serangan penyakit dumping off yang akan membawa kematian terhadap tanaman dalam
waktu singkat.
sebaliknya bila lahan pertanaman mengalami
kelebihan air maka tanah akan menjadi sngat lembap dan becek. Akibatnyapun akan
terjadi seperti bila kekurangan air, yaitu aerasi udara dan suplai oksigen
dalam tanah menjadi teeganggu serta akar tanaman dapat terserang penyakit busuk
akar yang dapat menyebapkan kematiaan tanaman
sekarang bila lahan bersifat asam (pH<6,0)maka
maka keberadaan air dapat menetrelkan tanah tersebut. Biasanya lahan bersifat
asam ini terdapat dilahan sawah dan tegal (kering) yang tanahnya berkadar liat
dan unsur besi (Fe)yang tinggi.tanaman yang ditamam di lahan seperti itu akan
mengalami keracunan unsur besi. Ini disebapkan saat tanah mendapatkan air,
senyawa feri yang bervalensi tinggi akan berubah menjadi senyawa feroyang
bervalensi rendah. Senyawa inilah yang akan di serap oleh tanaman mengalami
keracunan unsur besi.
Oleh karena itu, kandungan air dalam tanah harus
diperhatikan dengan mempertimbangkan lokasi penanamannya, apakah di lahan sawah
atau tegal. Bila dilahan sawah, sebaiknya cabai ditanam di musim hujan.
Sebaliknya bila di lahan tegal, sebaiknya cabai ditanam pada akhir musim
kemarau.
3.
Tanah
Tanah merupakan tempat merupakan
tempat tumbuh tanaman. Oleh karena itu, tanah harus subur dan kaya akan bahan
organik. Derajat keasaman tanahnya (pH tanah)antara 6,0-7,0, tetapi akan lebih
bagus kalau PH tanahnya 6,5. Tanah harus berstruktur remah atau gembur.
Walaupun demikian, cabai mesih dapat ditanam di tanah lempung (berat), tanah
agak liat, tanah merah, maupun tanah hitam. Tanah yang demikian memang harus
diolah terlebih dahulu sebelum ditanami.
Tanah yang memenuhi syarat adalah
tanah yang menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Unsur hara yang
dibutuhkan tanaman dapat digolongkan sebagai berikut
a. Zat
organik
Zat organik disini berarti zat dalam bentuk
karbonhidrat, protein dan lemak. Ketiganya dibentuk sendiri oleh tanaman
melalui proses asimilasi zat asam arang (CO2). Dalam proses
asimilasi ini terdapat tiga unsur penting yaitu energi (sinar matahari), air
dan CO2.
b. Zat
mineral
Mineral merupakan zat pelengkap dalam pembentukan
zat organik . mineral itu meliputi :
Karbonhidrat dan lemak, zat primer(nitrogen, fosfor
dan kelium), zat sekunder (kapur, magnesium dan nelerang), zat mikro (barim,
seng, pumblum)
D.
Pengolahan tanah
1. Pengemburan tanah
Penggemburan tanah dapat dilakukan dengan dibajak
kemudian baru di cangkul bila tanah sudah gembur , tanah lalu di bentuk dan di
beri saluran air sebagai stempat penampungan atau pembuangan air yang
berlebihan
2. Pemberian pupuk dasar
lahan penanaman cabai perlu di beri pupuk dasar
sebagai pemupukan awal. Umumnya pemupukan dasar bisa berupa campuran pupuk
kandang dan pupuk NPK.
DOSIS PUPUK KANDANG PADA TANAH NETRAL
Areal pertanaman
|
Pupuk kandang
|
NPK (kg/ha)
|
pengganti NPK (kg/ha)
|
||
Urea
|
TSP
|
ZK/KCI
|
|||
Berpasir
Tidak berpasir
|
20 – 30
20 - 30
|
800
500
|
355
311
|
666
438
|
711/581
466/381
|
3. Pencangkulan ulang
Agar pupuk dapat di manfaatkan secara maksimal oleh
tanaman, lahan perlu dicangkul ulang. Pencangkulan ini bertujuan agar pupuk dan
tanah dapat bercampur rata kedalaman cangkulan antara 20-30 cm (sedalam
cangkulan).setelah lahan dibiarkan atau diangin anginkan selama seminggu agar
tanah dan pupuk saling bereaksi
E.
Penyiapan benih yang baik
Biji atau benih cabai di ambil dari buah tanaman
induk. Tanaman induk harus berasal dari tanaman yang sehat dan buah yang baik.
Tanaman cabai yang dijadikan induki pun perlu dipilih berjenis murni. Jenis
murni artinya tanaman yang tidak berbaur dengan tanaman yang sama atau dari
jenis yang lain. Misal cabai merah jangan dibiarkan dengan tanaman jabai
kriting
Selain harus berasal dari tanaman induk pilihan,
buah cabai yang akan diambil bijinya harus berbentuk sempurna, tidak cacat
bebas hama dan penyakit dan umurnya cukup tua. Dan buahnya tidak boleh ada yang
pecah.buah yang memenuhi syarat diatas dipotong menjadi tiga bagian yang setiap
bagianya harus sama panjang. Biji untuk benih diambil bagian tengah. Potongan
bagian tengah ini umumnya memiliki bagian yang lebih padat, lebih banya, lebih
besar dan kemungkinan sudah mengalami penyerbukan sempurna. Potongan yang
dibelah itu bijinya dikeluarkan untuk dijemur sampai kering.
Setelah biji cabaio untuk benih diperoleh, tahap
berikutnya ialah melakukan seleksi biji untuk mendapatkan benih biji cabai yang
baik. Penyeleksian dilakukan dangan calon benih dimasukan kedalam ember. Dengan
cara ini akan kelihatan biji yang mengambang dan yang tenggelam. Biji yang
mengambang kurang baik untuk benih. Sebaliknya biji yang tenggelam merupakan biji
yang berisi.
F.
Tempat pembenihan
1. Bendengan
Bendengan untuk penyemaian cabai
bervareasi ukuranya, ada yang 120 cm dan panjangnya mengikuti keadaan lahan.
Seandainya bendengan dibuat dari kotak kayu, panjangnya 2m dan lebarnya 120 cm.
Untuk areal seluas 1 hektar, di perlukan bendengan seluas 100-200 m2 dengan
kebutuhan benih antara 250-500g/ha. Bendengan tersebut perlu dipupuk pupuk yang
digunakan ialah pupuk kandang atau pupuk kompos dengan dosis satu bagian
tanahnya diberi satu bagian pupuk. Bila ternyata kegemburan tanahnya masih
kurang, perlu ditambah setengah atau satu bagian pasir. Secara lengkap,
perbandingan tanah, pupuk kandang atau kompos, dan pasir adalah 1 : 1 : 0,5 -1.
Seminggu setelah pembenihan pupuk
kompos bendengan tersebut diberi pupuk NPK. Cara pemberianya adalah dengan
menaburkanya secara merata di atas bendengan. Setelah itu barulah di lakukan
penyiraman. Sekitar 2 hari kemudian, benih sudah dapat disemaikan.
2. Polibang
Di bobot sari, jawa tengah,
penyemaian tidak di lakukan di bendengan, melainkan polibag. Media dalam
polibag merupakan campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos. Sebelum di
campurkan, tanah harus di anyak dahulu. Hasil anyakan tanah inilah yang
kemudian dicampurkan dengan pupuk kompos atau kandang. Dosis pupuk kandang atau
kompos adalah setiap satu bagian tanah anyakan di campurkan dengan satu bagian
pupuk kandang atau kompos.
G.
Penyemaian benih dan perawatan
semaian
Sebelum disemai, benih yang
terpilih direndan dahulu ke dalam larutan fungisida selama 12 jam dan di angin
anginkan hingga airnya kering. Setelah itu, benih disebarkan ketemoat
persemaian. Penyemaian benih di bendengan cukup dengan menebarkanya diatas
tanah persemaian. Jarak tebaran antara 3-6 cm. Bila penebaran di palibog, benih
ditanam sedalam 0,5 cm. Setelah benih ditebarkan ditempatnya, di atas benih
tersebut ditaburkan pupuk kandang setipis mungkin.
Benih yang sudah ditebarkan harus
di lindungi dari terpaan sinar matahari langsung maupun air hujan. Intu itu
benih perlu diberi mulsa dari jerami. Setelah itu diatas bendengan diberi
naungan yang posisinya miring.
Perawatan semaian, biasanya
1-2 minggu setelah penebaran, beni sudah
mulai bertunas muda tersebut atau umurnya sudah mencapai seminggu sudah dapat
dipindahkan kekantung plastik (polibag). Sedangkan penyemaian yang dilakukan di
palibag, bennih tersebut dibesarkan hingga mmenjadi bibit yang siap tanam.
Bniasanya benih mulai ditanam dikebun setelah tingginya mencapai sekitar 10-15
cm atau sudah berumur 1 - 1,5 bulan.
Penyiraman dilakukan dua kali
sehari , yaitu pagi dan sore haribila udara di dalam bendengan sangat panas.
Bila udaranya dingin atau terjadi hujan penyiraman bisa di tiadakan atau stu
harub sekali saj yaitu pada pgi hari saja.persemaian perlu dijaga dari
kemungkinan serangan hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang sering
mengganggu biasanya semut cacing dan jamur. Pengendalian cacing dapat dilakukan
dengan penaburan furadan 3 G di , media tanam persemaian. Pengendalian jamur
dapat dilakukan dengan penyemprotan benlate atau dhitane pada tanaman. Cara
pemakaian tetap mengikuti aturan pada label, sedangkan selang waktu dapat
dilakukan seminggu sekali.
H.
Penentuan jarak tanam
Jarak tanam ditentukan
berdasarkan jenis cabai yang ditanam. Berdasarkan pengamatan dilapangan, jarak
tanam yang lebih lebar akan lebih baikk untuk kesehatan tanaman. Bila
mengunakan jarah tanam yang rapat atau sempit, situasi disekitar tanaman akan
menjadi lembap. Situasi yang demikian akan mengundang datangnya kutu daun dan
jamur.kutu dan jamur sangat menyukai tempat temp[at yang lembap selain tanah
menjadi lembap, jarak tanam yang rapat akan berpengaruh terhadap pertumbuhan
cabang dan ranting tanaman. Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi
produksi buah nantinya.
Jarak tanam yang biasa digunakan
petani pada umumnya adalah 50-60 cmuntuk jarak antar lubang dan 60-70 cm untuk
jarak antar bariasan. Jarak tanaman tersebut t6ernyata membuat jarak tanam
tersebut ternyata banyak terserang penyaki t oleh karenaitu jarak tanam yang
paling bagus adalah 100 cm x 100 cm.
Sebenarnya dengan jarak tanam
lebar, selain memberikan dampak positif terhadap kesehatan tanaman, juga dapat
memberikan keuntungan lain bagi tanaman. Keuntungan tersebut ialah agar masing
masing tanaman tidak sling berebut makanan, tidak berebut air dan dapat
memperoleh sinar matahari atau cahaya yang cukup karena tanaman akan tidak
saling ternaungi.
I.
Penanaman bibit
Bibit yang siap tanam merupakan
bibit yang sudah berumur 1-1,5 bulan setelah penyemaian benih. Sebelum
penanaman, keranjang atau kantong plastik (polibag)tempat pembenihan harus di
buang terlebih dahulu. Setelah itu, tanah dan bibitnya ditanam pada lubang
tanam yang sudah di siapkan sebelumnya. Saat pembuangan keranjang atau polibag
perlu dijaga agar akar tanaman tidak rusak. Untuk itu perlakuan ini harus
dilakukan dengan hati hati. Sebaiknya hal ini dilakukan di dekat lubang tanam
agar bibit dapat langsung dimasukan kedalam lubang tanam.
Setelah tanaman dimasukan kedalam
lubang tanam, tanah bekas galian dimasukan menyusul ke dalam lubang sambil di
uruk sampai kebatas pangkal batang. Selanjutnya bagian tanah disekitar tanaman
di tekan tekan. Cara ini bertujuan agar tanaman tidak mudah goyang.
Waktu penanaman sebaiknya pada
sore hari. Setelah penanaman, penyiraman dapat langsung diberikan. Tanaman yang
baru ditanam biasanya kondisinya masih lemah karena akarnya belum menyatu
dengan tanah. Untuk itu pelindung tanaman sangat di perluakan agar tanamn tidak
terkena sengatan sinar matahari secara langsung serta terhindar dari terpaan
air hujan dsan angin kencang. Pelindung atau naungan ini dapat dibuat secara
sederhana dengan memanfaatkan pelepah daun pisang kering, daun kelapa atau
lainnya. Pelindung ini cukup ditopang dengan tiang daun kecilatau ranting kayu
asalkan cukup kuatuntuk menahan guyuran air hujan atau terpaan angin kencang.
Agar kelembapan tanah tetap terjaga, diatas tanah sebaiknya diberikan mulsa
atau penutup tanah. Untuk mulsa inipun dapat menggunakan daun kering rumput
kering atau plastik perak.
J.
Perawatan cabai merah yang baik
A. Penyiraman
Tanaman sangat memerlukan air
sehingga perlu di siram. Oleh karena sering disiram, tanah disekitar tanaman
menjadi padat dan mengeras. Bila hal ini dibiarkan terus menerus akibatnya akan
kurang baik bagi tanaman, misalnya air air tidak lancar meresap kedalam tanah,
keadaan sekitar tanah tanaman menjadi becek dan dapat menimbulkan berbagai
macam gangguan. Yang paling cepat bila keadaan seperti ini ialah terserang
penyakit jamuryang menyerang bagian bawah tanaman sehingga menyebapkan busuk
akar kalaupun tidak ada gangguan seperti ini, keadaan tanah yang padat
mengakibatkan sirkulasi oksigen dalam tanah tidak berjalan dengan lancar.
Padahal akar tanaman juga memerlukan oksigen yang cukup. Bila kebutuhan oksigen
tidak terpenuhi, tanaman akan tumbh tidak sehat.
Dari alasan tersebut,
perludilakukan pendangiran atau pembumbuman di sekitar tanaman. Dengan cara
ini, tanah yang padat dapat digemburkan lagi sekaligus dapat memusnahkan atau
memetikan rumput atau tumbuhan yang merugikan tanaman. Dan pendangiran ini akan
mempermudah jalannya airsiraman sehingga tanaman terhindar dari genangan air,
tentu saja sirkulasi oksigen dapat berjalan dengan lancar.
B. Pemberian pupuk daun dan pengatu tumbuh
Pupuk daun
umumnya berbentuk kristal dan cairan. Sebagaimana pupuk untuk tanah, pupuk daun
inipun ada yang organik dan anorganik. Pemberian pupuk pada umumnya melalui
penyemprotan kedaun sehingga disebut pupuk daun.
Tujuan pemberian daun pupuk ini ini untuk memenuhi
kekurangan zat zat tertentu yang tidak tersedia pada pupuk akar. Hal lain ialah
untuk menjaga agar tanaman tidak jenuh dalampemberian pupuk akar yang
berlebihan dan untuk menjaga agar struktur tanah tidak rusak akibat pemberian
pupuk buatan.pemberian pupuk daun setidaknya dapat menghilangkan kekhawatiran
tersebut. Namun kita harus tetap berhati hati dalam penggunaan dosis,frekwesi
dan waktu pemberiannya. Untuk hal itu biasanya dapat kita jumpai pada label
kemasan masing masing pupuk daun.
Bbeberapa pupuk daun yang sudah biasa di pakai
untuk cabai ialah Gandasil, Vitalik, dan masih banyak lagi. Sekarang yang harus
diingat ialah saat melakukan
penyemprotan hendaknya jangan mencampurkan pupuk daun ini dengan bahan kimia
lain.
Kedua, zat pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh
sering dikenal dengan hormon atau zat perangsang. Sebagaimana halnya pupuk
daun, cara pemberian zat pengatur tumbuh inipun tidak bebeda dengan pemberian pupuk daun, yaitu
dengan penyemprotan.
Zat pengatur tumbuh digunakan untuk memacu
pertumbuhan cabai merah dan lain sebagainya. Namaun, disamping dapat memacu,
zat inipun dapat menghambat pertumbuhan tanaman yang tidak dikehendaki. Namun
demikian, penggunaan zat pengatur tumbuh ini dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya gugur bunga dan buah, memperbaiki mutu buah, dan meningkatkan hasil
buah.
Sebagaimana pupuk daun, pemakaian hormon inipun
harus berhati hati. Jangan sekali kali pengunaannya menyimpang dari aturan yang
telah di tetapkan pada label kemasan. Beberapa contoh hormon yang biasa
digunakan pada tanaman cabai antara lain dekamon, florita, dan darmasri.
C.
Pengendalian penyakit
Apa punjenis cabai, baik yang ditanam di daratan
rendah maupun didaratan tinggi, tidak lepas dari serangan penyakit. Beberapa
jenis penyakit yang menyerang tanaman cabai antara lain antrak yang sering
dikenal dengan penyakit kering buah, penyakit busuk buah, penyakit tepung,
pemnyakit layu, dan berbagai jenis penyakit virus yang ditularkan oleh hama
serangga. Dan hal hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian penyakit
ialah:
a)
Selain pengendalian dengan dengan menggunnakan
bahan kimia , pengaturan tanam juga harus diperhatikan. Dalam hal ini,
penanaman cabai pada waktu musim penghujan harus benar benar hati hati.
b)
Peggunaan benih haruslah yang sehat dan berasal
dari buah dan tanaman yang sehat.
c)
Drainase harus baik.
d)
Tanaman yang sakit dan tidak mungkin tertolong
lagi hendaknya segera di matikan.
e)
Jangan menanam tanaman cabai pada lahan yang
pernah ditumbuhi tanaman sejenis (satu keluarga) yang pernah mengalami
penyakit.
f)
Pergiliran penanaman tanaman cabai dengan
tanaman lain yang tidak sejenis pada satu lahan atau lahan yang berbeda sangat
dianjurkan.
g)
Bila serangan penyakit sudah sangat meluas dan
menjalar ketanaman lain, disarankan untuk melakukan sterilisasipada lahan
tersebu. Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara dan menggunakan
berbagai macam bahan kimia. Bahan kimia yang dapat digunakan antara lain
basamid. Penggunaan dapat disesuaikan dengan anjuran yang terdapat pada label
pengemasan.
K.
Pemanenan
Bila tidak ada hambatan dan perawatan cukup
intensif, tanaman akan dapat dipanen pertama kalinya pada usia 70 – 75 hari.
Untuk selanjutnya tanaman dapat dipanen secara terus menerus dengan selang
waktu pemanenan 3 – 4 hari sekali. Namun, umumnya yang dilakukan petani adalah
selang waktu seminggu sekali atau dua minggu sekali.
Sebenarnya panen yang dilakukan petani biasanya
didasarkan pada keadaan pasar. Bila keadaan pasar pasar cabai kurang
menguntungkan, buah dipanen pada keadaan benar benar tua ataupun waktu panen
agak lama. Sebaiknya bila keadaan panrn menguntungkan, petani memanen cabai ini
dengan selang waktu pendek.
Jumlah hasil panen cabai dari waktu kewaktu
tidaklah sama. Biasanya hasil panen pertama hasilnya sekitar 40 kg/bahu, panen
kedua atau ketiga rata rata sekitar 120 kg/bahu, panen keempat atau kelima
sekitar 480kg/bahu. Setelah itu biasanya hasil panen akan merosot hingga panen
yang ke-15 atau ke-20 mencapai titik minimum. Bagi petani yang ingin
memanfaatkan hasil panennya untuk
keperluan penbuatan benih yang akan digunakan pada musim penanaman
selanjutnya, hasil panen ke-3 dan ke-4 baik untuk hal tersebut benih pada panen
tersebut dapat tahan disimpan sampai setahun.
Hasil panen yang disebutkan diatas dapat berbeda
antara satu tempat dengan tempat yang lainnya. Namun, dalam praktek lapangan
oleh petani di indonesia selalu menghasilkan panen yang rendah bila
dibandingkan hasil pertanian (ladang yang lebuh luas)
***
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan,
maka diperoleh kempulan sebagai berikut
1.
Bertanam cabai merah itu ternyata da waktu yang
sulit dan ada pula waktu yang mudah. Waktu yang sulit yakni pada waktu musim
hujan karena pada waktu musim hujan akan ada banyak sekali penyakit yang menyerang
tanaman cabai contohnya karena kebanyakan air cabai menjadi bacek dan bisa
terserang jamur dengan mudah, sedangkan pada waktu musim panas cabai sulit
terserang jamur dan penyakit. Maka dari iti sebaiknya menanam cabai merah itu
pada awal musim panas.
2. Bertanam
cabai marah itu juga perlu memperhatikan bibit indukan dengan teliti bila tidak
teliti maka buah yang dihasilkan akan tidak begitu memuaskan dan benih yang
baik itu ialah indukan yang tidak pernah terserang hama, biji buahnya besar
besar, biji buahnya tidak cacat dan biji buah diambil pada bagian paling tengah
dari buah tersebut. Dan perawatanya perlu benar benar diperhatikan.
B.
Saran
Rawatlah tanaman yang ada dialam sekitar
kita alam disekitar kita sudah banyak yang rusak jadi jangan ditambah lagi
kerusakanya . dan jika anda ingin mengetahui cara merawat cabai merah dengan
benar anda bisa menerapkan langkah langkah dari karya ilmiah ini. Karya ilmiah
ini adalah buatan manusia pasti ada kesalahanya maka dari itu penulis mohon
maaf sebesar besarnya, dan bila ada sesuatu hal yang mendukung dalam hal
perawatan cabai merah bisa disampaikan kepada kami, untuk perbaikan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi. 1999.
Bertanam cabai merah. Jakarta : Penebar
Swadaya
Siswoputranto, Laksmi.
1998. Betanam Cabai. Jakarta : Gramedia Wiasarana Indonesia
www.google.com
LAMPIRAN
0 komentar:
Posting Komentar